kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India Melarang Ekspor Gandum, Begini Dampaknya Bagi Stabilitas Pangan di Dalam Negeri


Selasa, 17 Mei 2022 / 19:06 WIB
India Melarang Ekspor Gandum, Begini Dampaknya Bagi Stabilitas Pangan di Dalam Negeri


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat dari CELIOS (Center of Economic and Law Studies) melihat bahwa tantangan pasokan gandum yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina dan larangan India mengekspor gandum akan memberikan risiko bagi stabilitas pangan di Indonesia. 

Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) memaparkan, India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Sementara Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara US$3,45 miliar. Angka impornya naik 31,6% dibanding tahun sebelumnya. 

“Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri,” ujar Bhima, Selasa (17/5). 

Bhima menjelaskan, setidaknya ada empat dampak dari pelarangan ekspor gandum ini. Pertama, harga gandum di pasar internasional telah naik 58,8% dalam satu tahun terakhir. Imbas pada inflasi pangan akan menekan daya beli masyarakat. Contohnya tepung terigu, mie instan sangat butuh gandum, dan Indonesia tidak bisa produksi gandum. Adapun banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi. 

Baca Juga: FKS Food Sejahtera (AISA) Ungkap Belum Ada Kendala Pasokan Terigu Hingga Saat Ini

Dampak kedua, karena pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Perang Ukraina-Rusia sudah membuat stok gandum turun signifikan, ditambah kebijakan India, tentu berimbas signifikan ke keberlanjutan usaha yang butuh gandum. 

Dampak ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum dan ini harusnya menjadi kesempatan bagi alternatif bahan baku selain gandum seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia. Keempat, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum, ketika harga gandum naik bisa sebabkan harga daging dan telur juga naik. 

Baca Juga: India Larang Ekspor Gandum, Ini Kata Menteri Perdagangan

“Pemerintah harus segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India. Pengusaha di sektor makanan minuman dan pelaku usaha ternak perlu berkoordinasi mencari jalan keluar bersama dengan Pemerintah,”ujar dia. 

Bhima menegaskan, saat ini Pemerintah harus menghitung berapa stok gandum di tanah air, dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat. Bukan tidak mungkin, Pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India merugikan konsumen dan industri di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×