Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY, anggota indeks Kompas100 ini) masih berusaha merealisasikan sejumlah ekspansi bisnisnya di luar segmen tambang batubara. Hal ini mengingat perusahaan memiliki visi untuk meningkatkan porsi pendapatan di luar batubara dalam beberapa tahun ke depan.
Managing Director dan CEO INDY Azis Armand menyampaikan, terhitung sejak tahun 2018, INDY menargetkan porsi pendapatan dari segmen di luar batubara dapat mencapai 25% dalam 5 tahun ke depan atau tahun 2023 nanti.
Baca Juga: Tekanan harga batubara menggerus kinerja keuangan Indika Energy (INDY)
Untuk itu, INDY terus menggeber sejumlah proyek di luar bisnis batubara. Salah satunya, proyek pembangunan tangki penyimpanan minyak atau fuel storage di Balikpapan. Pembangunan fisik tangki penyimpanan tersebut saat ini sudah mencapai 60%. Diharapkan proses commissioning sudah dapat dimulai pada pertengahan semester 2020 mendatang.
Nantinya, tangki penyimpanan tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 100 juta liter. INDY akan menyewakan tangki tersebut kepada perusahaan lain yang membutuhkan.
Di samping itu, INDY juga menggarap proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. “Saat ini proyek tersebut masih dalam tahap kajian awal,” ujar Azis, Kamis (31/10).
Pemegang konsesi pertambangan emas Awak Mas adalah PT Masmindo Dwi Area yang merupakan anak usaha Nusantara Resources Ltd. Akhir 2018 lalu, INDY memegang kepemilikan saham Nusantara Resources Ltd sebanyak 19,9%.
Baca Juga: Laba Petrosea (PTRO) tumbuh 15,81% menjadi US$ 20,58 juta pada kuartal III 2019
Demi memperlancar pembangunan tambang emas Awak Mas, pada periode 31 Juli-20 September lalu, INDY menambah porsi kepemilikannya di perusahaan tersebut sebesar 1,12% sehingga sekarang menjadi 21,02%.
INDY juga telah berekspansi di bidang teknologi melalui dua anak usahanya yaitu PT Xapiens Teknologi Indonesia dan PT Zebra Cross Teknologi. Masuknya INDY ke bisnis teknologi guna menjawab tantangan industri 4.0 yang sudah di depan mata.
Azis juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melirik bisnis energi baru terbarukan (EBT). Sejatinya, INDY sudah punya tim yang mengkaji potensi bisnis EBT. “Mungkin kami mulai dari internal dulu seperti penempatan PLTS di Kideco,” katanya.
Baca Juga: Pendapatan turun, Indika Energy (INDY) menderita rugi US$ 8,60 juta di kuartal III
Dia menuturkan, penting bagi INDY untuk mendiversifikasi bisnisnya. Apalagi, batubara merupakan sumber daya alam yang terbatas dan bisa habis suatu hari nanti. Tantangan di industri batubara pun cukup berat di tengah meningkatnya kesadaran akan energi yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News