Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyusut sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Penurunan ini seiring kinerja penjualan semen yang secara nasional masih melandai.
Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Dani Handajani mengungkapkan total volume penjualan INTP hingga kuartal III-2025 turun sekitar 4,5% dibandingkan periode sama tahun lalu. "Volume penjualan Indocement juga turun, in-line atau sama trennya dengan kondisi pasar," kata Dani kepada Kontan.co.id, Kamis (16/10/2025).
Dani belum membeberkan secara rinci besaran volume dan nilai penjualan produk Indocement tersebut. Mengenai tren pasar secara umum, Dani merujuk data dari Asosiasi Semen Indonesia dan Kementerian Perindustrian yang menunjukkan sampai dengan September 2025, pasar semen domestik masih mengalami kontraksi sebesar 3,1%.
Baca Juga: Indocement (INTP) Hadapi Tantangan Permintaan Semen, Simak Rekomendasi Sahamnya
Kontraksi ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan semen curah sebanyak 9,8%. Sementara untuk permintaan semen kantong relatif stabil. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan penjualan semen.
Pertama, perlambatan proyek-proyek infrastruktur utama nasional. Kedua, melemahnya daya beli masyarakat. Ketiga, transisi kebijakan pemerintah yang belum berjalan optimal seperti realisasi program pembangunan 3 juta rumah.
Selain itu, ada kondisi kemarau basah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Faktor terakhir adalah hari kerja efektif yang lebih sedikit dengan adanya beberapa kali pemberlakukan long-weekend.
Berdasarkan kondisi hingga kuartal III-2025, saat ini Indocement memproyeksikan pertumbuhan permintaan semen secara nasional tahun 2025 akan mengalami kontraksi sekitar 1% - 2%. "Kami berharap ada peningkatan permintaan pada kuartal IV-2025 ini," ungkap Dani.
Harapan terjadi kenaikan permintaan di sisa tahun ini sehubungan dengan mulai dibukanya anggaran infrastruktur dan pelaksanaan pembangunan proyek-proyek besar. Antara lain proyek LRT, MRT, Harbour Road Toll Jakarta serta pembangunan pabrik, hunian atau kawasan industri yang juga dikerjakan pihak swasta.
Ke depan, prospek industri semen akan ditentukan oleh sejumlah faktor. Dani menyoroti kondisi kelebihan pasokan lebih dari 55 juta ton per tahun, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, fenomena banyaknya hujan atau kemarau basah, serta dinamika politik yang membuat melemahnya daya beli masyarakat.
Baca Juga: Indocement (INTP) Berharap Industri Semen Lebih Kondusif pada Paruh Kedua 2025
Dani menambahkan, Indocement juga berharap adanya dukungan Pemerintah untuk secara tegas memberlakukan moratorium pembangunan pabrik semen baru. Secara bersamaan, Indocement berharap kucuran stimulus dari pemerintah bisa menggerakkan ekonomi dan roda pembangunan.
"Kami menghargai berbagai stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah yang kami harap akan membantu memperbaiki iklim ekonomi nasional dan mendorong peningkatan aktivitas pembangunan di berbagai sektor," tandas Dani.
Selanjutnya: Cuaca Panas Ekstrem Landa Indonesia, Polytron Genjot Penjualan AC Jelang Akhir Tahun
Menarik Dibaca: Poco C75, Smartphone yang Sudah Didukung Fitur NFC untuk Transaksi Non Tunai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News