Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menatap optimistis penjualan semen tahun 2024. Produsen semen Tiga Roda ini memprediksi pertumbuhan konsumsi semen nasional tahun 2024 sebesar 2% sampai 3%.
Menurut Corporate Secretary Indocement Dani Handajani, penjualan semen tahun ini akan didorong oleh proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan fasilitas pendukungnya.
Penjualan semen juga ditopang naiknya anggaran infrastruktur pemerintah pada 2024, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang terkontrol sehingga diharapkan akan menurunkan tingkat suku bunga.
Di sisi lain, rampungnya proses akuisisi Semen Grobogan oleh Indocement akan berdampak positif pada total volume penjualan Indocement. Sebab, INTP mendapatkan tambahan volume penjualan semen sebesar 1,5 juta ton yang selama ini telah dijual oleh Semen Grobogan
Baca Juga: Naik 9%, Indocement (INTP) Jual 17,5 Juta Ton Semen Sepanjang Tahun Lalu
Selain itu, keberadaan pabrik baru tersebut juga memungkinkan Indocement melakukan sinergi dan optimalisasi jaringan pemasaran semen di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Sehingga bisa membuka ceruk-ceruk pasar baru untuk penetrasi beragam produk semen Indocement,” kata Dani.
Meski demikian, Dani menilai ada sejumlah faktor yang diwaspadai INTP pada tahun ini. Dari eksternal meningkatnya skala konflik antara Israel dan Palestina serta konflik Rusia dan Ukraina menjadi salah satunya. Jika perang besar terjadi, akan berdampak kenaikan beragam harga energi dan komoditas, yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia.
Dani menyebut, faktor lain yang harus diwaspadai adalah potensi gejolak politik pada suksesi kepemimpinan nasional. “Kami berharap semoga pesta demokrasi ini berlangsung secara damai,” pungkas dia.
Sebagai gambaran, kinerja operasional INTP tumbuh ciamik sepanjang tahun lalu. INTP mencatat volume penjualan semen sebanyak 17,5 juta ton sepanjang 2023, atau naik sekitar 9% dibandingkan dengan pencapaian penjualan pada 2022.
Angka ini melampaui estimasi manajemen, di mana sebelumnya, INTP memperkirakan penjualan tahun lalu bisa tumbuh di rentang 4%.
Kenaikan volume penjualan semen sebesar 9% tidak lepas dari keberhasilan penyewaan Pabrik Maros yang mampu menaikkan volume penjualan Indocement di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Indonesia bagian Timur.
Selain itu, INTP juga berhasil menaikkan volume penjualan di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan, serta mempertahankan pangsa pasar semen di Pulau Jawa.
Adapun INTP mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Alokasi capex tersebut naik dari capex di tahun 2023 yakni Rp 1,2 triliun. Sumber pendanaan capex akan berasal dari kas internal.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih mempertahankan rating overweight untuk sektor semen, salah satunya karena valuasi sahamnya yang menarik.
Andreas menjadikan INTP sebagai pilihan utama (top pick). INTP di ekspektasi kan bakal mengalami pertumbuhan kinerja yang lebih besar, didukung oleh produksi dari aset pabrik yang baru diakuisisi dan dibarengi dengan pelemahan harga komoditas energi.
Mirae Asset merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga Rp 12.825 per saham. Namun, penurunan permintaan, strategi pricing yang tidak menguntungkan, dan kenaikan harga komoditas energi menjadi risiko rekomendasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News