kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indofarma (INAF) pakai strategi ini untuk ungkit margin keuntungan


Rabu, 15 Mei 2019 / 15:33 WIB
Indofarma (INAF) pakai strategi ini untuk ungkit margin keuntungan


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Performa bisnis yang belum pulih menyebabkan manajemen PT Indofarma Tbk (INAF) terus memutar otak agar dapat meningkatkan kinerja perseroan. Salah satunya mulai mengurangi porsi obat generik bagi penjualan.

Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengatakan, margin keuntungan produk generik cenderung tipis, dan hal ini harus dibenahi perusahaan dengan memperlebar potensi produk lainnya.

Kalau dahulu, kata Herry Triyatno porsi generik dapat memakan 90% pendapatan INAF, maka dalam dua tahun ke depan diharapkan porsinya susut menjadi 60% dan 40% nya diisi oleh produk bermargin tinggi lainnya.

"Diharapkan dapat disumbang oleh sembilan proyek kami yang masih ongoing," kata Herry kepada Kontan.co.id, (15/5). Rinciannya terdiri dari 4 Joint Operation (JO) dan 5 bisnis Joint Venture (JV) dengan mitra internasional.

Seperti rencana JO untuk produk onkologi, khusus penanganan kanker, menurut timeline produk sudah dapat komersial di September 2021 nanti. Tahap awal akan menggunakan beberapa fasilitas produksi INAF yang sebelumnya untuk produk betalaktam dan steril.

"Kalau ini (produk onkologi) punya margin yang besar ketimbang generik, tahun ini masih pembicaraan JO, next mungkin kami pikirkan buat JV," sebut Herry.

Untuk JV yang paling dekat ialah Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang di timeline Groundbreaking diperkirakan Juni 2019 dan komersial Juni 2020 nanti.
Kemungkinan porsi kepemilikan saham ialah 40% dipegang INAF dan sisanya ialah partner asal Korea Selatan. Lalu ada pula JV untuk produk infus yang ditargetkan groundbreaking fasilitas produksi Oktober 2019 dan komersial di Oktober 2020.

"Selain itu ada banyak alat medis, vaksin dan peralatan lainnya yang bakal menopang penjualan," terang Herry. Untuk menopang kerja perseroan tersebut tahun ini anggaran belanja modal berkisar Rp 83 miliar.

Berkaca pada laporan keuangan kuartal-I 2019, pengurangan porsi obat generik sebenarnya telah terlihat dengan capaian segmen obat etikal hanya Rp 68 miliar atau 50% dari revenue perseroan pada masa itu.

Penurunan segmen tersebut mencapai 35% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya Rp 106 miliar atau berkontribusi 71% bagi revenue.

Sementara segmen penjualan lainnya meningkat lebih dari 10 kali lipat dari yang kuartal-I 2018 hanya Rp 5 miliar menjadi Rp 57,6 miliar di kuartal-I tahun ini. Porsi penjualan segmen ini bagi telah mencapai 42% bagi revenue di tiga bulan pertama tahun ini.

Sampai akhir tahun 2019 ini perseroan mengincar pertumbuhan bisnis 13% itu artinya dengan revenue di 2018 tercatat Rp 1,59 triliun, maka tahun ini diproyeksikan pendapatan bersih INAF sebanyak Rp 1,79 triliun.

Sedangkan perseroan berharap tahun ini sudah dapat membukukan laba bersih senilai Rp 6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×