Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) mencatatkan perlambatan bisnis sepanjang awal tahun ini. Manajemen mengakui bahwa di kuartal-I 2019 ini penjualan cenderung tertekan.
Merujuk laporan keuangan kuartal pertama tahun ini, revenue yang dihasilkan ialah Rp 136 miliar atau turun 8% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 148 miliar.
"Penjualan memang tertekan, oleh karenanya kami tugaskan tim marketing di pasar agar lebih kuat lagi menggenjot penjualan produk," ujar Herry Triyatno, Direktur Keuangan PT INAF ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham perseroan, Selasa (7/5).
Selain itu perseroan juga melakukan efisiensi di berbagai lini. Hal ini tercermin dari beban pokok penjualan yang tergolong stagnan Rp 87 miliar baik di kuartal pertama 2019 maupun kuartal pertama 2018. Namun dikarenakan pendapatan yang turun, laba kotor tak tertolong sehingga turun 19% yoy menjadi Rp 49 miliar kuartal-I 2019.
Pos beban administrasi, keuangan dan lainnya semakin menggerus perolehan keuntungan INAF. Adapun yang tercatat ialah rugi bersih senilai Rp 21 miliar di triwulan pertama tahun ini, atau naik lebih dari 2 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,4 miliar.
Tahun ini, kata Herry, perusahaan berfokus pada peningkatan produksi yang marginnya tinggi dan mengurangi produk yang marginnya rendah. Diharapkan tahun 2019 INAF mampu meraup bottomline yang positif.
Sekadar informasi, INAF melaksanakan RUPS di hari Selasa (7/5) juga memutuskan pergantian Direktur Utama yang semula dijabat oleh Rusdi Rosman sekarang berganti kepemimpinan kepada Arief Pramuhanto. Sebelumnya Arief menjabat sebagai Direktur Human Capital di PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
