Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten otomotif PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) memperkuat lini bisnis penyewaan kendaraan melalui Indorent.
Kabar teranyar, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), melalui Indorent menggandeng Penske Truck Leasing (Amerika Serikat) dan Mitsui & Co Ltd (Jepang) untuk membentuk perusahaan patungan di bidang penyewaan kendaraan komersial bernama IndoPenske.
Dalam catatan KONTAN, nilai investasi untuk membentuk perusahaan patungan IndoPenske berkisar Rp 300 miliar-Rp400 miliar. Indorent mengklaim menjadi investor terbesar di balik pembentukan usaha patungan tersebut.
Indorent juga memiliki lebih dari 20.000 kendaraan sewa. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.800 unit di antaranya merupakan kendaraan komersial. Sehingga, kolaborasi dengan Penske Truck Leasing membuka peluang Indorent untuk membesarkan lini bisnis sewa kendaraan.
Baca Juga: Ada Rumor Diakuisisi Indomobil Group, Begini Kata Mercedes-Benz Indonesia
Ini mengingat Penske Truck Leasing merupakan salah satu perusahaan penyewaan kendaraan komersial terbesar di Amerika Utara dengan jumlah kendaraan lebih dari 400.000 unit.
Di samping itu, dalam keterbukaan informasi melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) tertulis bahwa sebagai salah satu strategi Perseroan dalam meningkatkan kinerjanya, melalui anak usahanya PT Indomobil Wahana Trada (IWT) yang berkedudukan di Jakarta Timur telah ditunjuk oleh Automobiles Citrodn, berkedudukan di Perancis, sebagai Distributor dan lmportir CBU (Completely Built Up kendaraan bermotor merek Citroen beserta dengan pelayanan purna jual termasuk suku cadang dan aksesorisnya, di wilayah Negara Republik Indonesia.
Kegiatan operasional Distributor dan lmportir tersebut akan segera dilaksanakan oleh IWT mulai tahun 2O22 ini. Adapun kabar terbaru, Indomobil Group berencana akan mengakuisisi Agen Pemegang Otomotif (APM) pabrikan asal Jerman yaitu PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI).
Mengenai kabar tersebut, Direktur Utama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Jusak Kertowidjojo enggan menanggapi adanya kabar rencana akuisisi tersebut.
“Belum ada komentar, terima kasih,” ujarnya kepada KONTAN.
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menjelaskan dalam satu tahun terakhir, penjualan otomotif memang telah buming. Hal ini didorong dari adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) untuk sektor otomotif di tahun lalu.
Baca Juga: Stellantis Gandeng Indomobil Group Luncurkan Mobil Citroen di Indonesia
“Penyewaan mobil juga turut meningkat signifikan seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” ungkap Teguh saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (31/10).
Sehingga, Teguh melihat peluang penjualan otomotif akan terus meningkat ke depannya. Dia mengatakan, apabila rencana akuisisi Mercedes-Benz dilakukan, Indomobil tentunya melihat peluang penjualan yang cukup prospektif terutama pada pasar mobil mewah.
“Kalau saya perhatikan juga, mobil-mobil seperti Hyundai Stargazer hingga Ioniq itu bukan mobil murah. Tapi justru banyak peminatnya dan laku keras. Artinya, konsumen otomotif kita ini bukan hanya beli mobil asal beli. Tapi memang membelinya yang mewah sekalipun sanggup beli. Sama seperti Mercedes-Benz yang identik dengan mobil mewah minimal harganya Rp 800 miliar. Jadi mungkin Indomobil melihat peluang akuisisi tersebut,” katanya.
Sebagai informasi, Indomobil Group menjual beberapa merek mobil penumpang di Indonesia seperti Suzuki, KIA, Jaguar, Land Rover, Datsun, Nissan, Volkswagen, dan Audi. Indomobil juga menjual sejumlah merek kendaraan komersial seperti Hino, Renault Truck, dan Volvo.
Menurut Teguh, salah satu brand otomotif di bawah naungannya yakni Suzuki memang sulit bersaing dengan merek otomotif lain seperti Daihatsu dan Toyota.
Baca Juga: Laba Indomobil Sukses Internasional (IMAS) Melesat 484% di Semester I-2022
“Merk Suzuki itu ya memang kalah lah dibanding Toyota. Kemungkinan karena mereknya kurang populer, sehingga Indomobil mulai masuk ke Mercedes-Benz. Sebab mobil mewah ini cukup populer di mana masyarakat membeli mobil bukan hanya untuk transportasi tapi lebih ke gaya hidup,” tutupnya.
Sementara dari sisi penyewaan kendaraan, Teguh juga melihat adanya peluang yang menjanjikan. Hal ini diprediksi beberapa tahun lalu di mana banyak perusahaan yang akan ekspansi ke bisnis penyewaan kendaraan.
“Kalau perusahaan-perusahaan membeli mobil baru untuk armada karyawannya, nilai produk itu pasti akan menyusut dan akan tercatat dalam kerugian perusahaan tersebut. Jadi daripada mereka membeli, perusahaan akan lebih memilih untuk menyewa armada saja daripada membeli mobil. Kalau menyewa hanya tercatat sebagai beban operasional saja. Jadi ini yang saya kira masih memiliki peluang bagus dan terlihat dari pemain lain seperti PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan bisnis rentalnya,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News