kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.733   -12,00   -0,07%
  • IDX 8.402   29,57   0,35%
  • KOMPAS100 1.164   5,74   0,50%
  • LQ45 846   4,73   0,56%
  • ISSI 294   1,56   0,53%
  • IDX30 444   2,50   0,57%
  • IDXHIDIV20 508   0,90   0,18%
  • IDX80 131   0,62   0,48%
  • IDXV30 137   -0,56   -0,41%
  • IDXQ30 140   0,51   0,37%

Indonesia Akan Buka 600.000 Hektare Lahan Sawit Baru


Jumat, 14 November 2025 / 08:33 WIB
Indonesia Akan Buka 600.000 Hektare Lahan Sawit Baru
ILUSTRASI. Indonesia berencana membuka 600.000 hektare lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit guna meningkatkan produksi yang stagnan.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Indonesia berencana membuka 600.000 hektare lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit guna meningkatkan produksi yang stagnan. Ini merupakan ekspansi pertama area perkebunan sawit yang diumumkan sejak moratorium berakhir empat tahun lalu.

"Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak sawit guna memenuhi perkiraan peningkatan permintaan pangan dan swasembada energi," ujar Plt. Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Abdul Roni Angkat dalam sebuah konferensi industri di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025), seperti dikutip Reuters.

Roni mengatakan, rencana tersebut diperkirakan akan dilaksanakan selama empat tahun ke depan dan akan mencakup 400.000 hektar perkebunan "plasma" untuk petani kecil. Kategori ini biasanya melibatkan petani kecil yang bekerja sama dengan perusahaan mitra.

Pemerintah juga berencana menawarkan 200.000 hektar perkebunan awal kepada perusahaan negara PalmCo. Namun, Roni bilang, perusahaan swasta dipersilakan untuk berpartisipasi.

Baca Juga: Kementan Dorong Produktivitas Sawit untuk Dukung Implementasi b50

Roni mengatakan kepada wartawan di sela-sela konferensi bahwa pemerintah tidak akan membuka hutan untuk program tersebut. Namun, dia tetapi tidak menyebutkan jenis lahan non-hutan apa yang akan dimasukkan ke dalam program tersebut.

Kelompok lingkungan Greenpeace meragukan klaim bahwa program tersebut tidak akan memengaruhi tutupan hutan karena terbatasnya lahan yang tersedia.

"Ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan, konflik agraria, dan ini bertentangan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi," kata juru kampanye Greenpeace, Rio Rompas.

Bisa Tambah Produksi 2 Juta Ton

Perluasan lahan dapat menghasilkan tambahan produksi minyak sawit sekitar 2 juta ton, menurut estimasi Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian Baginda Siagian.

Perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia saat ini memiliki luas sekitar 16 juta hektare, dengan rata-rata hasil panen 3,8 metrik ton per hektare. Hasil panen terus menurun dari di atas 4 ton per hektare pada tahun 2020.

Antara tahun 2018 dan 2021, Indonesia memberlakukan moratorium izin baru untuk kelapa sawit guna memperbaiki citra industri tersebut, karena produsen komoditas ini sering dituduh oleh para aktivis lingkungan sebagai penyebab deforestasi yang meluas.

Pemerintah telah meluncurkan skema penanaman kembali bersubsidi bagi petani kecil untuk meningkatkan hasil panen sambil menghindari pembukaan lahan baru, tetapi penyerapannya lambat dengan hanya sekitar 400.000 hektare yang telah mendapatkan rekomendasi untuk skema tersebut sejauh ini, dari target 2,5 juta hektare yang ditetapkan pada tahun 2016.

Sementara itu, Indonesia berencana untuk meningkatkan campuran wajib biodiesel menjadi 50% dari 40% saat ini pada paruh kedua tahun depan yang kemungkinan akan mengurangi porsi yang tersedia untuk ekspor.

Baca Juga: Pengusaha Sawit Waspadai Dampak Wacana DMO terhadap Harga CPO dan TBS

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Bali 14 November 2025, BMKG Prediksi Hujan Ringan

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Hari Ini Jumat 14 November 2025: Ada Energi Besar!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×