kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Kementan Dorong Produktivitas Sawit untuk Dukung Implementasi b50


Kamis, 13 November 2025 / 17:19 WIB
Kementan Dorong Produktivitas Sawit untuk Dukung Implementasi b50
ILUSTRASI. Pekerja memikul tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke tempat penimbangan di Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Jumat (26/9/2025).ANTARA FOTO/ Akbar Tado/bar. Pemerintah menargetkan implementasi program biodiesel dengan campuran 50% bahan nabati (B50) akan dilakukan tahun 2026 mendatang.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan implementasi program biodiesel dengan campuran 50% bahan nabati (B50) akan dilakukan tahun 2026 mendatang. 

Untuk mencapainya, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional.  Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementan Baginda Siagian menjelaskan, tanpa peningkatan produktivitas, pasokan bahan baku minyak sawit mentah (CPO) untuk kebutuhan energi domestik bisa tertekan di masa depan.

“Produktivitas rendah itu menjadi tantangan utama. Bisa karena benih dari sumber tidak jelas, penerapan GAP yang rendah, dan adanya serangan OPT. Ini ancaman besar buat kita semuanya,” ungkap Baginda, dalam acara 21st Indonesian Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua, Bali pada Kamis (13/11). 

Baca Juga: Patra Jasa Perkuat Transformasi Bisnis

Menurut Baginda, produksi sawit nasional diproyeksikan hanya akan mencapai 52 juta ton CPO pada 2029, jika produktivitas tidak meningkat.

Di sisi lain, kebutuhan dalam negeri, termasuk untuk biodiesel, akan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan program energi terbarukan pemerintah.

Dengan demikian, tanpa adanya peningkatan produktivitas, Indonesia akan menghadapi dilema antara kebutuhan domestik dan ekspor.

“Apakah kita harus mengorbankan kebutuhan dalam negeri supaya kita bisa mengurangkan ekspornya? Saya tidak yakin dengan itu. Mengurangi ekspor banyak dampaknya, salah satunya terhadap devisa negara,” kata Baginda.

Menghadapi hal tersebut, Kementan pun mendorong peremajaan sawit rakyat (PSR) dan intensifikasi lahan sebagai strategi peningkatan produktivitas di industri kelapa sawit. 

Baca Juga: Modernland Realty Dirikan Yayasan Modernland Bhakti Nusantara

Selanjutnya: MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Cek Perwira Polri Di Jabatan Sipil

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Diskon s/d 70% Segera Berakhir, Berlaku sampai 15 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×