Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Indonesia Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengatakan Indonesia perlu bersiap menghadapi krisis tembaga pada tahun 2028.
Menurut Rachmat, yang juga merupakan Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk (AMNT), salah satu pendorong peningkatan penggunaan tembaga adalah karena adanya proyek-proyek transisi energi.
"Yang menarik soal tembaga, yang sudah diperkirakan tahun-tahun sebelumnya. Mengenai potensi kekurangan produksi tembaga untuk mendukung transition energy itu benar-benar akan terjadi. Semua angka yang dikumpulkan itu melihat bahwa defisit tembaga akan terjadi pada sekitar tahun 2028," ungkap Rachmat dalam agenda 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN dengan tema Menyatukan Arah Indonesia Maju: Energi, Investasi, Talenta, dan Keberlanjutan, di Jakarta, dikutip Rabu (05/11/2025).
Data ini, ungkap dia, didapatkan melalui London Metal Exchange (LME) Week. Adapun, Indonesia sebagai negara dengan cadangan tembaga terbanyak di dunia, diprediksi akan memproduksi 15% tembaga dunia pada 2028 mendatang.
Baca Juga: Kantongi Izin, Amman Mineral (AMNT) Bersiap Pacu Ekspor Konsentrat Tembaga
"Kita saat ini di Indonesia itu memproduksi sekitar 3-5% tembaga dunia. Kemudian kalau 2028 ini terjadi dan mungkin sekitar tahun 2032 sampai 2035 Indonesia akan memproduksi sekitar 15% tembaga dunia," ungkap dia.
Sayangnya, menurut Makkasau, produksi tembaga yang tinggi belum didukung oleh sektor industri hilir yang memadai.
"Kita memproduksi sekitar 1 juta ton tembaga, kita di Indonesia hanya bisa menyerap sekitar 200-250 ribu ton tembaga, sisanya ekspor. Bayangkan kalau kita nanti di tahun 2033 memproduksi sekitar 15% tembaga dan semuanya ekspor," jelas dia.
Lebih lanjut, Makkasau menyebut, pemerintah perlu lebih aktif mendorong adanya investasi dalam sektor hilirisasi tembaga agar komoditas ini dapat lebih banyak dimanfaatkan di dalam negeri.
"Pemerintah harus melihat potensi untuk menarik investasi di bidang hilirisasi tembaga," ungkapnya.
Baca Juga: Amman Mineral Nusa Tenggara Buka Potensi Pembelian Konsentrat Tembaga oleh Freeport
Asal tahu saja, Indonesia, yang memiliki cadangan tembaga terbesar ketujuh di dunia, diperkirakan mencapai 28 juta ton. Adapun produksi tembaga Indonesia pada 2028 diproyeksikan mencapai 1,2 juta hingga 1,4 juta ton.
Meski produksi meningkat, kebutuhan domestik diperkirakan hanya sekitar 350 ribu ton.
Dalam lima hingga tujuh tahun terakhir, sektor pertambangan Indonesia didorong untuk melakukan hilirisasi melalui pembangunan smelter, termasuk komoditas tembaga.
Namun, hasil produk hilirisasi tersebut sebagian besar masih diekspor karena kurangnya industri domestik yang mampu menyerapnya.
Selanjutnya: BPS Beberkan Penopang Ekonomi Indonesia Kuartal III 2025 yang Tumbuh 5,04%
Menarik Dibaca: Promo Weekday Superindo & Hypermart 3-6 November, Es Krim Beli 1 Gratis 1-Diskon 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













