Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) bersiap memulai produksi perdana katoda tembaga dari fasilitas smelter barunya pada pekan depan.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, smelter tersebut kini telah rampung dan siap memasuki tahap operasional penuh.
“Rencana minggu depan produksi pertama dari smelter terbaru katodata tembaga dan tahun ini direncanakan total 441.000 ton,” kata Tony saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (16/7).
Produksi katoda tembaga ini akan menjadi bagian penting dalam ekosistem hilirisasi mineral nasional. Produk tembaga dengan kadar 99,99% ini nantinya menjadi bahan baku industri lanjutan seperti kabel, peralatan listrik, hingga komponen kendaraan listrik.
Selain tembaga, smelter PTFI yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, juga telah memproduksi emas dan perak batangan.
“Ini kan kami sebagai perusahaan ini kan kita smleternya sudah jadi, sudah beroperasi, sudah akan segera produksi katodat tembaga mulai minggu depan, emas batangan sudah diproduksi, perak batangan sudah diproduksi Ini kan akan sangat baik buat ekosistem hilirisasi,” jelas Tony.
Baca Juga: Freeport Indonesia Ungkap Produksi Katoda Tembaga Mulai Minggu ke-4 Bulan Juni 2025
Tony menekankan hilirisasi di sektor pertambangan, khususnya tembaga, sudah mencapai titik akhir. Tantangan selanjutnya adalah membangun industri manufaktur berbasis logam untuk menyerap produk hasil olahan dalam negeri.
“Dan hilirisasi dari sektor tambang itu sudah final. Hilirisasi lanjutan yang kita butuhkan yaitu di manufacturing side. Kalau kami kan 99,99% metal sudah diproduksi,” ujarnya.
Adapun hingga saat ini, sekitar 50% produk PTFI masih diekspor, terutama produk dengan kadar logam di bawah 99,99%.
“Sekarang ini masih sekitar 50%-nya diekspor. Karena ada beberapa produk kami yang kadarnya di bawah 99,99%. Ini masih diekspor. Lebih dari 50% Antam.,” imbuh Tony.
Peresmian produksi katoda dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.
“Insya Allah pekan depan,” pungkas Tony.
Sebelumnya, Tony mengatakan dalam peninjauannya, PTFI bersama dengan Freeport-McMoRan berhasil mengakselerasi perbaikan smelter sehingga beroperasi lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.
Baca Juga: Bos Freeport: Smelter Gresik Beroperasi Akhir Juni 2025
Peninjauan yang dilakukan bersama Chairman of the Board Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dan Presiden & CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk ini guna memastikan kelancaran mulai beroperasinya Smelter.
“Kedatangan pimpinan FCX ini adalah untuk memastikan Smelter PTFI mulai beroperasi kembali dengan baik setelah kejadian kahar pada 14 Oktober 2024,” kata Tony dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (22/05).
“Setelah dimasukkan konsentrat, diolah di furnace menjadi anoda tembaga, kemudian dibawa ke electrorefinery untuk menjadi katoda tembaga,” tambah Tony.
Tony juga mengatakan beroperasinya kembali Smelter PTFI pada pekan ketiga bulan Mei ini adalah sebuah capaian yang sangat baik dan merupakan bukti nyata resiliensi perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan serta melaksanakan komitmen terhadap hilirisasi.
“Produksi smelter sebetulnya akan dimulai pekan ketiga bulan Juni. Namun pada perkembangannya, proses perbaikan dapat diselesaikan lebih cepat” kata Tony.
PTFI menggunakan pesawat-pesawat kargo berbadan lebar untuk mempercepat pengiriman material dari luar negeri. Antara lain Boeing 747 dan tiga kali perjalanan Antonov-AN124 dengan total lebih dari 300 ton.
Baca Juga: Freeport Indonesia Alokasikan Rp 13,43 Triliun untuk Belanja Modal Kuartal I-2025
Tony menambahkan, perusahaan melakukan berbagai upaya maksimal diantaranya mengerahkan tenaga kerja sekitar 2.000 orang untuk perbaikan dengan skema kerja dua shift dan fokus pada perbaikan, pengadaan, konstruksi dan instalasi.
“Dengan memprioritaskan keselamatan, kami berupaya maksimal agar perbaikan dan commissioning smelter selesai lebih cepat dan efisien. Setiap tahap kami lakukan dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan agar smelter secepatnya kembali berproduksi.” kata Tony.
Saat ini, Smelter PTFI telah beroperasi kembali dan akan memasuki fase ramp-up, yaitu kapasitas produksi yang meningkat secara bertahap dari 40% hingga mencapai produksi penuh 100% pada bulan Desember 2025.
“Akselerasi perbaikan dan produksi smelter ini menjadi bukti nyata PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang mendukung penuh program hilirisasi sumber daya mineral yang ditetapkan pemerintah sekaligus komitmen terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK),” katanya.
Tony menegaskan kembali beroperasinya smelter PTFI ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Baca Juga: Freeport Indonesia (PTFI) Menanti Perpanjangan Izin Tambang Hingga 2061
Selanjutnya: RI Kena Tarif Resiprokal AS 19%, Indef Wanti-Wanti Hal Ini
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok di Jabodetabek 17-18 Juli, Hujan Lebat di Daerah Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News