Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan,Indonesia masih berada di peringkat rendah dunia dalam The Global Cybersecurity Index (GCI) atau indeks keamanan siber.
"Indonesia hampir sama dengan Amerika Selatan, Brasil. Malaysia, Singapura, Brunei lebih bagus. Ini dievaluasi oleh The UN International Telecommunication Union (ITU) dari report tahun 2017," kata dia di Seminar Cybersecurity di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Selasa (21/11).
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih rentan dengan adanya serangan siber. Indonesia sendiri, tidak membaik posisinya dalam indeks ini. "Kita negara 10 besar yang kena attack at any time. Ketara berapa vulnerable-nya masalah cybersecurity di Indonesia," ucapnya.
Ia juga mencatat, sejak Januari-Juli tahun ini, ada 177,3 juta serangan yang masuk ke Indonesia atau 836.200 serangan per hari. Data juga menjunjukkan tren peningkatan jumlah serangan siber setiap tahunnya.
Namn demikian, soal cybersecurity ini menurutnya kembali lagi ke kesadaran masyarakat untuk memproteksi diri. "Kayak email dan ATM. Ini risiko kita masuk ke era digital. Bagi saya kalo kita punya kesadaran, setengah permasalahan dari cybersecurity selesai," kata dia.
Pemerintah Indonesia sendiri menurutnya terus berupaya secepat mungkin menangkal serangan cybersecurity. Contohnya saat Wannacry melanda. Di negara lain, serangan Wannacry terbilang parah, namun tidak di Indonesia.
"Sebenarnya kan cabut saja koneksinya, backup data, hubungkan kembali, download antivirusnya. Di masyarakat, yang paling dipercaya adalah SMS. Kami bergerak sangat cepat sehingga negara lain kenanya lebar, kita hanya rumah sakit, perusahaan perkebunan, perusahaan konsultan, tidak banyak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News