kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia dan IEA bekerja sama di sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan


Selasa, 07 Juli 2020 / 14:28 WIB
Indonesia dan IEA bekerja sama di sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengumumkan finalisasi program kerja baru ketenagalistrikan dan energi terbarukan di Indonesia sebelum menghadiri IEA Clean Energy Transitions Summit pada 9 Juli mendatang.

Ajang IEA Clean Energy Transitions Summit akan mempertemukan 40 menteri dan para petinggi negara-negara yang mewakili 80% pengguna energi global.

Kerja sama ini akan berfokus pada optimalisasi desain dan implementasi skema andalan untuk mendorong investasi swasta di energi terbarukan serta strategi untuk meningkatkan integrasi energi terbarukan dan operasi sistem tenaga listrik. Proyek tersebut akan dilaksanakan bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Arifin menilai, IEA telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa untuk mengumpulkan komunitas internasional dalam upaya bersama menghadapi dampak dari pandemi Corona yang berkaitan dengan isu energi dan menetapkan langkah untuk pemulihan berkelanjutan.

Baca Juga: Kajian IEEFA: Asia menggungguli Eropa dalam instalasi PLTS terapung

Selama masa sulit ini, Arifin melihat IEA mampu memberikan dukungan yang kuat terhadap prioritas-prioritas utama pemerintah terkait peningkatan sistem tenaga listrik dan investasi energi terbarukan.

“Saya sangat mengapresiasi IEA untuk kerja sama yang kuat dan saya berharap dapat bekerja sama dalam hal ini, karena kami punya tujuan untuk terus memajukan transisi energi bersih,'' ujar  Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Selasa (7/7).

Seperti yang diketahui, pemerintah telah berupaya untuk mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 melalui berbagai stimulus fiskal dan kebijakan.

Meski sektor energi telah terdampak secara signifikan oleh wabah Corona, energi juga menjadi bagian penting dari respons pemerintah. Salah satunya adalah penyediaan listrik gratis dan pemberian diskon listrik untuk 31 juta rumah tangga miskin dan rentan miskin.

Sektor energi dianggap sebagai kunci pendorong pertumbuhan dan dinamika ekonomi yang memiliki peran penting dalam mendukung pemulihan akibat pandemi Corona.

Dari situ, pemerintah memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan investasi secara signifikan di bidang energi terbarukan dan meningkatkan operasional sektor ketenagalistrikan.

Seperti yang ditekankan IEA sejak awal saat terjadi krisis ini, perkembangan di pasar energi dan upaya pemulihan yang ambisius akan menghadapkan pemerintah pada kesempatan untuk membentuk ulang sistem energi yang dapat berdampak hingga beberapa dekade mendatang. Terkait hal ini, sistem energi yang baru dapat mendorong penurunan emisi global yang struktural.

IEA Clean Energy Transitions Summits merupakan ajang penting global pada bidang energi dan iklim tahun ini yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya tersebut dengan mempertemukan seluruh pemimpin energi dunia, termasuk dari Indonesia, untuk mendiskusikan mengenai aksi nyata tersebut.

''Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, Indonesia sangat penting dalam energi global dan bagian dari keluarga IEA yang utama,'' kata Birol.

Dia pun sangat menanti Menteri Arifin Tasrif dalam membagikan pandangan mengenai pengalaman Indonesia dan pendapat terkait langkah terbaik transisi energi ke depan.

Asal tahu saja, kerja sama ini berlandaskan pada Joint Work Programme yang ditandatangani oleh Birol dan Arifin pada IEA's Ministerial Meeting pada Desember 2019 lalu.

Program ini dibangun dari kolaborasi yang erat antara IEA dan Indonesia yang topiknya mencakup seluruh jenis bahan bakar energi dan teknologi.

Kolaborasi tersebut didukung oleh kerja sama dan komitmen antara pemerintah Indonesia, PLN, dan IEA pada berbagai prioritas kebijakan energi, termasuk regulasi kendaraan listrik, investasi sistem ketenagalistrikan, dan upaya-upaya untuk mengurangi impor energi.

Baca Juga: Pemanfaatan masih mini, begini strategi pengembangan biogas untuk bauran energi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×