Reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) menargetkan ekspor 70% dari komposisi penjualan saat ini. Pada tahun sebelumnya, komposisi penjualan ekspor sekitar 60%.
Negara-negara di Kawasan Timur Tengah masih menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor Perseroan. Akan tetapi, akibat situasi pada beberapa negara di kawasan Timur Tengah, mulai terjadi sedikit penurunan permintaan.
Sekretaris Perusahaan IFII Evan Kristian bilang, penurunan permintaan ini disebabkan karena dampak dari ketidakpastian kondisi global salah satunya pengaruh dari perang Israel baru-baru ini.
Adapun rencana bisnis IFII ke depannya adalah seiring dengan sudah bertambahnya kapasitas produksi dan dengan adanya fasilitas produksi tambahan MDF Line 2 yang sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan Mei 2023, IFII fokus pada peningkatan volume produksi untuk pasar ekspor di negara-negara kawasan Timur Tengah yang selama ini tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi.
“Walaupun margin penjualan ekspor ke negara-negara kawasan Timur Tengah lebih rendah daripada negara Jepang ataupun negara lainnya, namun diharapkan jumlah volume penjualan yang lebih tinggi dapat menutupi kehilangan margin penjualan dari negara-negara tujuan ekspor Perseroan yang menurun,” ungkap Evan kepada Kontan.co.id, Senin (23/10).
Baca Juga: Tambah Kapasitas Produksi, Indonesia Fibreboard (IFII) Sasar Pasar Timur Tengah
Evan menjelaskan, melihat kondisi global yang saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, Perseroan juga menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya yaitu beberapa negara tujuan utama ekspor IFII seperti Jepang masih memperlihatkan kondisi pasar yang lesu yang mana terjadi perlambatan pertumbuhan permintaan karena kondisi perekonomian di negaranya.
Tidak hanya itu, beberapa negara di Kawasan Timur Tengah juga mulai mengalami penurunan permintaan karena masih tingginya stock level gudang penyimpanan pelanggan.
“Upaya yang dilakukan Perseroan dalam menghadapi kondisi global yang tidak stabil tersebut adalah selalu berusaha mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap kondisi perekonomian global yang terjadi dengan terus menganalisis dampaknya terhadap margin IFII secara keseluruhan, mencari alternatif pasar lainnya, penggunaan bahan baku serta menyesuaikan harga jual produk Perseroan supaya komposisi margin Perseroan tetap bisa terjaga” tutur Evan.
Hingga periode kuartal II-2023, pendapatan dan laba bersih yang diterima oleh IFII masing-masing sebesar Rp 409 miliar dan Rp 27 miliar. Laba bersih IFII turun di periode kuartal II-2023 karena beban pokok penjualan meningkat.
Hal ini karena adanya biaya pabrikasi antara lain biaya maintenance yang meningkat sehubungan dengan proses sinkronisasi mesin MDF Line 1 dan Line 2, kenaikan biaya transport dan bahan bakar, serta beban gaji karyawan pabrik yang meningkat sejak awal tahun 2023 dengan perekrutan karyawan untuk lini produksi MDF Line 2.
Sejak Mei 2023, MDF Line 2 sudah mulai beroperasi secara komersial dan seluruh beban operasional sudah mulai dibebankan pada laporan laba rugi seperti beban bahan baku, biaya pabrikasi, beban depresiasi Aset Tetap dan beban bunga pinjaman.
Namun secara keseluruhan kinerja penjualan selama kuartal II-2023 masih mengalami kenaikan sebesar Rp 1,93 miliar atau 0,47% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Indonesia Fibreboard Industry mencatatkan total alokasi belanja modal atawa capital expenditure (capex) untuk tahun 2023 sekitar Rp 50 miliar yang dialokasikan untuk pembelian unit ruang kantor baru, sparepart mesin, kendaraan, dan alat berat. Perseroan juga menambah capex sebesar Rp 140 miliar untuk penambahan fasilitas produksi MDF baru.
“Kedua alokasi capex sudah hampir sepenuhnya terserap,” tutup Evan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News