Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terlepas dari ledakan adopsi teknologi di dalam negeri, Indonesia masih mengalami krisis kekurangan talenta digital.
Menurut indeks IMD World Digital Competitiveness - yang mengukur kapasitas dan kesiapan 63 negara untuk menggunakan teknologi sebagai pendorong utama transformasi ekonomi - Indonesia menempati ranking ke-56, lebih rendah dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Thailand (40) dan Malaysia (26).
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan.
Baca Juga: 6 Jurusan yang dibutuhkan di masa depan, banyak peluang karirnya!
Sayangnya, suplai talenta digital di pasaran masih sangat terbatas, sehingga para perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan tenaga IT terbaik.
Menurut survei Telkomtelstra, 36% pimpinan perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa kurangnya talenta di bidang digital menjadi penghambat dalam upaya transformasi bisnis mereka.
Melihat kelangkaan tenaga ahli IT di Indonesia, banyak perusahaan yang mulai menerapkan cara baru dalam perekrutan, salah satunya dengan menjadi Hiring Partner (Mitra Rekrutmen) dari sekolah-sekolah pemrograman ternama, seperti Hacktiv8.
“Adalah sebuah tantangan tersendiri untuk menemukan kandidat dengan skill yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta memiliki karakter dan etos kerja profesional. Semua perusahaan di Indonesia bersaing untuk mendapatkan kandidat terbaik, karena itulah, kami harus menerapkan metode rekrutmen yang lebih proaktif, salah satunya yaitu dengan menjadi Mitra Rekrutmen. Selama dua tahun terakhir, Ruparupa.com telah bermitra dengan Hacktiv8 agar bisa mendapatkan akses lebih mudah dan eksklusif untuk mencari kandidat di bidang teknologi,” kata Rini Nurindah, Recruiter Ruparupa.com dalam keterangannya, Rabu (30/9).
Sebagai Mitra Rekrutmen Hacktiv8, perusahaan memiliki akses eksklusif untuk merekrut lulusan IT terbaik dengan jaminan mutu. Setiap bulan, mereka akan mendapatkan daftar alumni IT yang sudah dikurasi, sehingga mempermudah tim HR dan menghemat banyak waktu dibandingkan metode konvensional seperti pemasangan lowongan kerja. Proses menjadi Mitra Rekrutmen ini pun mudah dan gratis, hanya dengan mengisi formulir elektronik di website.
Baca Juga: 7 Pekerjaan unik di dunia dari jasa pengganti antrian hingga pet food tester
“Itulah mengapa kami termasuk salah satu perusahaan pertama yang menjadi Mitra Rekrutmen Hacktiv8 dan juga menawarkan kesempatan magang. Para alumni Hacktiv8 di Xendit kini telah menduduki posisi kepemimpinan dan kami sangat mengapresiasi kontribusi yang telah mereka berikan selama ini,” ungkap Moses Lo, CEO dan Co-Founder Xendit.
Menghadapi krisis kekurangan talenta digital di Indonesia, Hacktiv8 memiliki misi untuk mempermudah setiap orang mengakses edukasi dan peluang karir yang lebih baik.
Hacktiv8 menjadi lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang menghapus tantangan finansial bagi para murid, dengan menjalankan Income Share Agreement, atau Perjanjian Bagi Hasil. Melalui skema ini, setiap orang bisa mendaftarkan diri untuk belajar di Hacktiv8 secara gratis/tanpa pembayaran di muka. Setelah lulus, alumni akan mulai membayarkan cicilan hanya setelah menduduki jabatan tertentu dalam perjalanan karir mereka.
“Hacktiv8 merupakan pelatihan pemrograman pertama di Indonesia yang dapat mentransformasi masyarakat awam menjadi developer siap kerja, hanya dalam waktu 12 minggu. Kurikulum kami selalu diperbaharui setiap 4 minggu untuk menyesuaikan dengan demand di industri digital. Karena itulah, alumni Hacktiv8 bisa mendapatkan pekerjaan hanya dalam waktu 3-4 minggu setelah lulus, dengan peningkatan gaji rata-rata sebesar 100%,” ungkap Ronald Ishak, CEO Hacktiv8.
“Kami telah bekerja sama dengan lebih dari 250 Mitra Rekrutmen dari berbagai sektor industri, untuk memasangkan alumni kami dengan posisi kerja strategis. Lulusan Hacktiv8 telah dilatih untuk memiliki mentalitas adaptif dan ketekunan dalam memecahkan tantangan. Oleh karena itu, dimanapun mereka berkarya, mereka akan terus berkembang di era digital dan menjadi aset yang berharga bagi perusahaan,” ungkap Ronald Ishak, CEO Hacktiv8.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News