Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Test Test
KARAWANG. Semakin banyak perusahaan otomotif menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka. Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Departemen Perindustrian, mengatakan, ada 15 model dari berbagai merek mobil yang basis produksinya ada di Indonesia.
Pada kategori mobil komersial, misalnya, ada Toyota (Fortuner dan Kijang Innova), Daihatsu (Grand Max, Xenia, dan Avanza), Suzuki (APV), Nissan (Livina), dan Honda (Freed, CRV, dan Jazz), serta Cherry. Sedang, di kategori truk ada Hino dan Hyundai, masing-masing dua tipe.
Menurut Budi, kualitas otomotif yang diproduksi di Indonesia telah meningkat dan mampu bersaing dengan Thailand yang menjadi langganan basis produksi. "Tahun lalu dari 100.000 CBU, 18.000 dijual ke ASEAN, dan 80.000 ke Timur Tengah, Asia Pasifik, dan Afrika," ujar Budi.
Namun, kata Budi, Depperin belum puas melihat neraca ekspor mobil antara Indonesia-Thailand. Data 2008 memperlihatkan, ekspor ke Thailand hanya 4.500 unit. Sebaliknya impor dari negara tersebut mencapai 52.000 unit mobil.
Untuk mendapat kue ekspor lebih besar, Budi bilang, pada skema AFTA, Indonesia akan bernegosiasi dengan Thailand agar mereka tidak menghambat penetrasi mobil dari Indonesia. Thailand kerap memberikan hambatan (technical barrier), seperti inspeksi ke pabrik.
Salah satu eksportir ke Thailand adalah Honda Prospect Motor yang menjadi produsen Honda Freed untuk Asia Tenggara. Dengan potensi penjualan rata-rata 500.000 unit setahun, kata Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor Yukihiro Aoshima, Indonesia merupakan tempat berinvestasi yang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













