kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia Power butuh Rp 40T bangun pembangkit


Rabu, 14 Juni 2017 / 10:51 WIB
Indonesia Power butuh Rp 40T bangun pembangkit


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Indonesia Power sedang haus dana besar. Tahun ini saja, perusahaan itu membutuhkan dana sebesar Rp 7 triliun. Maklum, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara itu sedang fokus mengerjakan empat proyek pembangkit. Salah satu proyek besar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya unit IX dan X atau lebih dikenal sebagai PLTU Jawa V.

Keduanya akan memiliki kapasitas 2.000 megawatt (MW) dan akan memperkuat tujuh unit pembangkit yang sudah dikelola sebelumnya. Targetnya, perusahaan ini bisa menyelesaikan pembangunan proyek tersebut dalam waktu empat tahun dan bisa menopang kebutuhan setrum di sistem Jawa Bali.

Hudiono, Direktur Keuangan Indonesia Power, mengungkapkan saat ini di Suralaya terdapat delapan pembangkit. Dari jumlah itu, Indonesia Power mengelola tujuh pembangkit. Seluruh PLTU Suralaya menopang 12% kebutuhan listrik di sistem Jawa Bali.

Seiring meningkatnya kebutuhan listrik, Indonesia Power mendapat penugasan dari PLN untuk melakukan pengembangan di Suralaya. Untuk membangun proyek tersebut perusahaan ini akan menggelontorkan dana sekitar Rp 40 triliun dalam waktu empat tahun mendatang.

Hudiono menjelaskan, biaya Rp 7 triliun itu hanya di awal. "Suralaya IX dan X itu butuh Rp 40 triliun. Sekarang kami punya 7 unit di Suralaya, ada 1 punya PT PLN, nanti akan tambah dua lagi jadi ada 10 unit disana," ujarnya ke KONTAN, Senin (12/6).

Pengerjaan akan bertahap sesuai kesiapan dana. Konstruksi akan dimulai tahun ini. Modal awal melakukan pengerjaan ini akan didapat dari aksi korporasi induk usaha.

Saat ini PT PLN sedang melakukan Efek Beragun Aset (EBA) atau sekuritisasi aset milik PT Indonesia Power. Bila lancar, tahun ini perusahaan akan mendapatkan suntikan dana Rp 10 triliun. Nah, Rp 7 triliun di antaranya akan langsung mengucur untuk memulai pengerjaan PLTU Suralaya IX dan X tersebut.

Perusahaan ini juga masih memiliki tiga proyek lain di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Jambi. Oleh karena itu, selain fokus pada pendanaan Indonesia Power juga melakukan bagian-bagian pengerjaan yang bisa dilakukan pada tahun ini.

Selain PLTU, perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW. Targetnya bisa beroperasi bulan Mei 2019. Menurut Hudiono. Indonesia Power memiliki kemampuan membangun desain pembangkit mulai dari berbasis fosil maupun energi baru terbarukan.

Indonesia Power punya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dan Darajat. Lalu di Nusa Tenggara Timur ada milik PLN, tapi Indonesia Power yang mengoperasikan, yakni PLTP Ulumbu. "Kami akan akan bangun Kaltim 2x27,5 MW, Kalbar 2x100 MW itu proyek baru. Berikutnya PLTU 2x100 MW Suralaya, nanti sedang proses di Jambi," lanjutnya.

Anggaran sebesar Rp 7 triliun dirasa sudah cukup untuk melakukan pengerjaan awal,. Aalagi PLTU Suralaya IX dan X yang merupakan proyek terbesar sudah memiliki lahan yang terletak di komplek pembangkit Suralaya. Kebutuhan pendanaan juga akan mengikuti progres pembangunan tersebut, sehingga prosesnya bisa paralel.

Perusahaan juga melakukan perawatan pembangkit pada tahun ini agar terus menjaga pasokan listrik supaya handal. "Suralaya III dan IV itu sedang direfurbishment (sedang rusak). Jadi ada dana lagi di luar Rp 7 triliun untuk perbaikan. Mesin setiap saat ada pemeliharaan terjadwal, ada pemeliharaan skala kecil dan besar," ungkap dia.

Perlu diketahui, selain mengelola PLTU Suralaya, Indonesia Power juga mengelola Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok yang memiliki total kapasitas 673 MW. Kemudian ada UBP Saguling berkapasitas 700 MW dan UBP Kamojang total kapasitas 320 MW.

Indonesia Power juga mengelola atau operator dari UBP Mrica dengan kapasitas total 299,5MW, UBP Semarang dengan kapasitas 988 MW, UBP Perak-Grati kapasitas 860 MW dan UBP Bali berkapasitas 371 MW. Pembangkit yang dikelola juga berbagai macam. Mulai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap, PLTA dan PLTP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×