Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat properti sekaligus Chief Executive Officer Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda memprediksikan industri properti tumbuh hingga 5% pada kuartal II-2024.
"Kalau kita lihat dari 2023 itu naik 5%-7% harusnya di 2024 tidak lebih jelek dari 2023. Mungkin 5% ke atas masih bisa," kata Ali kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pertumbuhan industri properti di akhir 2023 itu menunjukkan hasil positif. Sayangnya, di awal 2024 hingga akhir Q1 penjualan properti sedikit melambat karena memasuki bulan ramadan dan idul fitri hingga Pemilu 2024.
"Pertumbuhan properti di Semester satu ini atau di akhir 2023 kita lihat sebetulnya sedang bertumbuh ya, tapi memang di awal 2024 sempat melambat karena itu alamiah karena memasuki bulan puasa ramadan kemudian pemilu," jelas dia.
Untuk itu, karena pesta pemilu sudah selesai dan investor sudah tidak lagi wait and see. Ia juga menyinggung adanya wacana pemisahan Kementerian PUPR menjadi dua kementerian, yakni Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Baca Juga: Simak Prospek Bisnis Emiten Semen dan Rekomendasi Sahamnya
Pembentukan kementerian tersebut bertujuan untuk menciptakan kebijakan, regulasi, dan perizinan yang memberikan kepastian usaha dan mendorong investasi serta integrasi berbagai aspek dalam pembangunan.
Selain itu, dalam menyelesaikan persoalan perumahan diperlukan lembaga yang lebih tinggi dari direktorat jenderal (dirjen).
"Kita perkirakan semester 2 bakal tumbuh Ini setelah pelantikan jadi kepastiannya sudah ada dan kementerian pun lagi digodok dan ada rencana kementerian perumahan juga. Kalau ada kepastian itu properti akan naik," sambungnya.
Ali melanjutkan dengan membuat skenario lain untuk pertumbuhan industri properti ini. Kata dia, sektor properti dapat mengalami pertumbuhan cukup signifikan jika ekspor komoditas nasional mengalami peningkatan.
"Salah satu yang menjadi skenario properti akan naik atau tidak itu masalah komoditas itu naik, kan ada perang geopolitik segala macam itu pengaruhnya ke komoditas, kalau harga komoditas naik maka pengusaha ekspor kita naik. Kalau pengusaha kita banyak uangnya ujung-ujungnya beli properti yang akan banyak uangnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News