Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dupla Kartini
DENPASAR. Produsen bahan kimia asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik atau lebih dikenal dengan BASF, semakin gencar menggarap sektor pertanian. Perusahaan yang menghasilkan produk penunjang pertanian, seperti pestisida, ini membidik pasar Indonesia sebagai wilayah teratas pemasaran produk.
Maklum, PT BASF Indonesia memberi kontribusi penjualan sebesar 450 juta euro kepada BASF global. Adapun, BASF secara global berhasil meraup pendapatan 73,49 miliar euro. Sementara, kontribusi pendapatan dari Asia Pasifik sekitar 14,4 miliar euro.
"Penduduk Indonesia sangat besar," kata Senior Vice President Crop Protection BASF Asia Pacific Raman Ramachandran, Selasa (18/12).
Demi mengembangkan bisnis yang menyasar sektor pertanian, sejak tahun 2008, BASF telah menggelontorkan dana sebesar 416.000 euro untuk riset dan pengembangan produk pendukung pertanian. Jumlah itu setara 26% dari total investasi untuk riset dan pengembangan bisnis BASF global.
Sayang, BASF enggan buka-bukaan soal porsi untuk Indonesia. "Yang jelas setiap tahun, dana untuk pengembangan produk dan investasi di agrikultur akan naik double digit," imbuh Leon Van Mullekom, Business Area Director Crop Prootection BASF Asean.
Kata Leon, pengembangan produk pendukung pertanianitu terbagi dua. Pertama, pengembangan produk crop protection, seperti pestisida, fungisida, herbisida, insektisida. Kedua, pengembangan produk beyond corp protection, seperti vitamin tanaman. "Kami telah mengembangkan produk crop protection sejak 2001 di Indonesia. Tapi, yang beyond crop protection baru lima tahun terakhir," ujarnya.
Hanya saja, sekarang ini, komposisi pendanaan lebih agresif untuk pengembangan produk beyond crop protection. Nah, supaya produk BSAF bisa diterima masyarakat, selain berinovasi, BASF juga bekerjasama dengan pemerintah untuk mengedukasi petani agar paham menggunakan produk penyokong pertanian buatan BASF.
Selain itu, Leon mengklaim, BASF juga ingin meningkatkan kualitas hidup petani. Pasalnya, dengan memakai produk buatan BASF, produktivitas pertanian diproyeksi bisa tumbuh 30%. Apalagi, saat ini, 36% dari penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian.
Sejauh ini, BASF Indonesia mengoperasikan empat pabrik kimia di Cengkareng, Cikarang, Merak, Cimanggis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News