kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Indonesia - Turki Susun Peta Jalan Perkuat Kerja Sama Industri Strategis


Senin, 22 September 2025 / 07:29 WIB
Diperbarui Senin, 22 September 2025 / 22:52 WIB
Indonesia - Turki Susun Peta Jalan Perkuat Kerja Sama Industri Strategis
Pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Turki menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama yang komprehensif di sektor industri. Langkah ini disampaikan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir.

Agus mengatakan bahwa Indonesia akan segera menyusun peta jalan (roadmap) kerja sama industri Indonesia – Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor. Pertemuan tersebut terjadi di sela keikutsertaan Menperin pada 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Sabtu (20/9/2025) waktu setempat.

Festival teknologi kedirgantaraan terbesar di Turki ini dihadiri jutaan pengunjung dari kalangan pemerintah, pelaku usaha, hingga akademisi. Agus mengungkapkan pertemuan ini sekaligus menindaklanjuti rangkaian interaksi antara Indonesia dan Turki dalam dua tahun terakhir.

"Sejak kunjungan kami ke Turki pada Juni 2024, sejumlah perusahaan besar seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding), dan Kordsa (Sabanci Holding) menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Agus dalam keterangan resmi yang disiarkan Minggu (21/9/2025).

Baca Juga: Kemenperin Ungkap Potensi Industri Alat Olahraga di Pasar Domestik dan Ekspor

Sebagai informasi, Sanko Holding telah memulai investasi budi daya tuna di Biak, Papua. Menperin berharap Sanko memperluas ke sektor hilirisasi, termasuk pengolahan tuna dan industri pendukung seperti galangan kapal, bahkan terbuka peluang investasi pada proyek energi terbarukan di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Kemudian, Kordsa, telah beroperasi di Bogor dengan memproduksi bahan baku ban. Kordsa tengah mengembangkan riset material komposit dan produk bernilai tambah tinggi untuk ekspor.

Perusahaan ini telah membangun fasilitas penelitian dan pengembangan pada tahun 2023 dan akan mengembangkan produk komposit, airbag, dan penguat struktur bangunan dengan tujuan ekspor.

Menperin mengusulkan agar Kordsa mengajukan insentif fiskal berupa super tax deduction untuk litbang. Sementara itu, Arcelik, diklaim sebagai produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk memproduksi mesin cuci di Indonesia dan berencana memperluas produksi lemari es serta pendingin udara.

Arcelik bahkan menargetkan Indonesia sebagai basis produksi baru di Asia, sejajar dengan fasilitasnya di Thailand.

“Momentum kerja sama Indonesia dan Turki juga diperkuat melalui pertemuan High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada Februari 2025, ketika Presiden RI dan Presiden Turki menandatangani Joint Statement memperingati 75 tahun hubungan diplomatik,” ungkap Menperin.

Baca Juga: Kemenperin Siapkan Gisco dan CCU untuk Memacu Transformasi Hijau di Industri

Pertemuan tersebut juga menghasilkan 12 nota kesepahaman antar-pemerintah di berbagai sektor, termasuk industri pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan tinggi, perdagangan, hingga perindustrian. Khusus di bidang industri, kedua negara telah menyepakati pembentukan Joint Committee for Industrial Cooperation yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari teknologi baterai, kendaraan listrik, tekstil, hingga industri halal.

“Selain itu, terdapat 10 kesepakatan antar perusahaan, seperti kerja sama antara Pertamina Hulu Energi dan TPAO di sektor migas, kerja sama PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul, hingga joint venture antara perusahaan Indonesia dengan Baykar dan Roketsan untuk pendirian fasilitas produksi drone tempur,” imbuh Agus.

Pada April 2025, Presiden RI Prabowo Subianto kembali melakukan kunjungan kerja ke Turki dengan fokus pada investasi di sektor strategis, khususnya baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, dan tekstil kelas atas. Kunjungan tersebut juga menghasilkan kesepakatan kolaborasi produksi vaksin serta kerja sama pengembangan drone, misil, dan komunikasi militer.

Dari sisi bisnis, perusahaan Indonesia seperti Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor dengan mitra Turki untuk serat viscose senilai jutaan dolar.

Selanjutnya, pada April 2025, Menperin Agus menerima courtesy call dari Duta Besar Turki untuk Indonesia, yang menyepakati penyelenggaraan 1st Joint Committee Meeting pada Juni 2025 dengan deliverables awal berupa pengembangan SDM di kawasan industri, kerja sama techno park, produksi baterai dan EV, serta forum investasi.

Selanjutnya: Edena Gandeng Pemerintah, Investasi Digital Kini Bisa Mulai Rp 100.000

Menarik Dibaca: Percepat Peningkatan Layanan di 37 Bandara, InJourney Airports Luncurkan ImpaCX

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×