kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesian Tobacco (ITIC) bidik pertumbuhan kinerja dobel digit pada tahun depan


Rabu, 09 Desember 2020 / 18:47 WIB
Indonesian Tobacco (ITIC) bidik pertumbuhan kinerja dobel digit pada tahun depan
ILUSTRASI. Emiten tembakau dan rokok PT Indonesian Tobacco Tbk


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) membidik pertumbuhan kinerja sekitar 10% di tahun 2021. Optimisme ini berdasar pada kondisi pasar tembakau iris yang diperkirakan baik pada tahun depan.

Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk, Djonny Saksono memproyeksi, daya beli masyarakat belum akan menguat secara  signifikan pada tahun depan, sebab pemulihan ekonomi memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dengan demikian, produk-produk tembakau iris yang memiliki harga lebih murah ketimbang rokok diperkirakan akan lebih diminati.

“Rokok jadi rata-rata harganya sudah sekitar Rp 20.000 per bungus, kalau rokok-rokok murah di desa-desa harga terendahnya Rp 10.000 isi 12 batang. Untuk produk kita harga ecerannya Rp 5.000 per bungkus sudah bisa jadi rokok kurang lebih 35 batang,” terang Djonny saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/12).

ITIC sendiri sudah melakukan persiapan untuk mengail peluang pasar tahun depan. Djonny berujar, ITIC sudah memperluas jangkan pasar perusahaan dengan menggarap target-target pasar baru di dalam negeri seperti Ambon, Ternate, Lampung Palembang, Banjarmasin, Tanjung Pinang, Waingapu, dan Kepulauan Alor. Berdasarkan riset tim pemasaran perusahaan, penjualan produk-produk tembakau iris ITIC sesuai dengan minat pasar di daerah-daerah ini.

Ekspansi pasar ke wilayah baru dilakukan dengan menggandeng mitra-mitra distributor setempat, namun tim promosi dan pemasaran ITIC juga tetap gencar melakukan kegiatan pemasaran di wilayah-wilayah target pasar baru. Bentuk-bentuk promosi yang digencarkan beragam, mulai dari bagi-bagi sampel produk, bagi-bagi hadiah promosi seperti kaus dan korek api, hingga melakukan penawaran produk sampai ke kios-kios dan toko-toko kecil. 

Baca Juga: Cukai Rokok Tahun Depan Naik Lagi, Api Bisnis Emiten Rokok Kian Meredup

Saat ini, produk-produk ITIC sudah mulai masuk ke target-target pasar baru sejak kuartal empat tahun ini. Proyeksi Djonny, kontribusi penjualan di target-target pasar baru akan sudah mulai terasa pada pertengahan tahun depan.

Selain melakukan ekspansi pasar, ITIC juga bakal meluncurkan dua jenis varian produk baru pada tahun depan untuk dijual di pasar domestik maupun tujuan pasar ekspor eksisting. “Produk baru sudah siap. Sedang kami planning dan persiapkan matang untuk peluncurannya,” imbuh Djonny.

Meski melancarkan ekspansi pasar, ITIC belum ada rencana investasi penambahan mesin produksi baru. Menurut Djonny, kapasitas produksi terpasang perusahaan masih bisa dioptimalkan untuk menunjang agenda ekspansi pasar.

Berdasarkan catatan Djonny, utilisasi produksi perusahaan saat berada di posisi sekitar 75%. Adapun kapasitas produksi terpasang perusahaan adalah sekitar 250 ton per bulan.

Itulah sebabnya, ITIC pada tahun depan ini hanya berencana menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 10 miliar dari kas internal dan hasil perputaran usaha untuk keperluan perawatan aset tetap (maintenance). Meski begitu, Djonny berujar bahwa angka tersebut masih bisa dievaluasi kembali sesuai perkembangan kondisi bisnis yang ada.

Selanjutnya: Indonesian Tobacco (ITIC) Lebarkan Penjualan di Wilayah Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×