kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesian Tobacco (ITIC) gencar menjajal pasar baru


Jumat, 23 Oktober 2020 / 14:54 WIB
Indonesian Tobacco (ITIC) gencar menjajal pasar baru
ILUSTRASI. Pendapatan Indonesian Tobacco (ITIC) tumbuh 48,9% hingga akhir kuartal ketiga 2020.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) gencar menjajal ekspansi ke sejumlah wilayah baru di Indonesia. ITIC melihat adanya potensi pasar baru di wilayah Lampung, Tanjung Pinang, dan Banjarmasin. 

"Maka dari itu, ketiga wilayah baru tersebut sedang kami kembangkan," kata Direktur Utama Indonesiam Tobacco, Djonny Saksono kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10). 

ITIC juga terus melebarkan sayapnya di Nusantara dengan menjajal wilayah baru lainnya yaitu ke Palembang, Ambon, dan Kepulauan Maluku. Djonny bilang masih banyak wilayah lain yang sudah siap untuk digarap ITIC. Adapun untuk menunjang perluasan wilayah di Indonesia, ITIC membeli mesin baru untuk menambah kapasitas produksi serta menambah satu shift kerja tiap harinya. 

Djonny menjelaskan saat ini ITIC sedang melakukan peremajaan beberapa mesin diganti dengan mesin baru yang kapasitas produksinya lebih besar. "Ada dua jenis mesin baru dengan kapasitas yang lebih besar. Adapun alokasi dana untuk dua mesin anyar ini sekitar Rp 5 miliar dari dana internal," kata Djonny. 

Baca Juga: Ini yang bikin kinerja Indonesian Tobacco (ITIC) menanjak hingga kuartal III

ITIC juga menambah shift kerja dari yang sebelumnya hanya satu shift saja per bulan Juli 2020 menjadi dua shift per hari. Djonny bilang, jumlah karyawan juga bertambah. 

Djonny mengungkapkan lewat penambahan shift kerja ini, total kapasitas produksi Indonesia Tobacco menjadi 340 ton per bulan dari yang sebelumnya hanya sekitar 170 ton per bulan. 

Perluasan pasar domestik ini menjadi salah satu strategi bisnis ITIC mengingat rencana ekspor ke India masih ditunda karena pandemi Covid-19. Djonny memaparkan saat ini mobilitas untuk pergi ke negara lain maupun mengirimkan contoh produk masih belum lancar. 

"Banyak hal yang perlu kami bahas dan diskusikan dalam menjalin partnership di luar negeri, pencobaan sampling produk dan lain sebagainya tidak bisa kita lakukan via online," kata Djony. 

Baca Juga: Laba dan pendapatan Indonesian Tobacco (ITIC) naik signifikan, ini pemicunya

Pada kuartal III 2020, Indonesia Tobacco mencatatkan kenaikan penjualan dan laba. Djonny mengatakan, volume penjualan melonjak 31,81% hingga akhir kuartal III 2020. 

Hal ini kemudian mendorong pertumbuhan pendapatan produsen tembakau iris ini hingga dua digit sebesar 48,9% atau menjadi Rp 179,04 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih ITIC ikut melejit hingga 2.117% yoy menjadi Rp 13,56 miliar dari yang sebelumnya Rp 61 juta di periode yang sama di tahun lalu. 

Pencapaian positif yang diraih ITIC di tengah pandemi corona, membuat Djonny optimistis meraih target pertumbuhan pendapatan tahun ini. Djonny mengatakan dirinya tetap mempertahankan target pertumbuhan pendapatan 20% yoy sampai tutup tahun 2020. 

Baca Juga: Kenaikan cukai dan pelemahan daya beli membayangi saham rokok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×