kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,60   -24,13   -2.60%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis bukukan penjualan double digit di semester I


Minggu, 07 Juni 2020 / 21:09 WIB
Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis bukukan penjualan double digit di semester I
ILUSTRASI. Emiten tembakau dan rokok PT Indonesian Tobacco Tbk berencana melepas 29,13% saham dari modal yang disetor penuh atau setara dengan 276,06 juta lembar saham.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk optimistis mampu membukukan kinerja yang prima di kuartal II 2020. Hingga akhir paruh pertama nanti, emiten tembakau iris berkode saham ITIC ini memperkirakan mampu membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 20% dibanding realisasi penjualan semester I tahun lalu.

Mengintip laporan keuangan semester I 2019, penjualan neto ITIC tercatat sebesar Rp 79,22 miliar. Dus, hitungan Kontan.co.id, penjualan neto diperkirakan akan mencapai sekitar Rp 95,07 miliar dengan asumsi pertumbuhan 20% secara tahunan.

Optimisme ini bukannya tanpa dasar. Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, ITIC telah membuka pasar baru di Waingapu, Kepulauan Alor, dan Maumere, Nusa Tenggara Tiimur sejak akhir tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Daya beli masyarakat lesu, penjualan Indonesian Tobacco (ITIC) naik double digit

Djonny tidak merinci seberapa besar proyeksi kontribusi ketiga pasar baru tersebut dalam penjualan neto, namun tambahan ketiga pasar baru ini diperkirakan akan sudah bisa mengerek penjualan ITIC di paruh pertama tahun ini.

Di sisi lain, Djonny juga melihat adanya prospek pasar yang baik bagi produk tembakau iris. Katalis positifnya ada dua. Pertama, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia telah berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini pada gilirannya akan menggeser preferensi masyarakat untuk mengonsumsi produk hasil tembakau dengan harga yang lebih ekonomis.

Kedua, tren harga rokok juga cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu seiring dengan adanya kenaikan cukai di tahun 2020.

Menurut Djonny, kedua hal ini membuat produk-produk tembakau iris ITIC menjadi lebih menarik untuk dilirik oleh konsumen, mengingat harganya yang lebih kompetitif.

“Produk kami per pack isi 40 gram harga ecerannya Rp 5.000, bisa dibikin menjadi 30-40 batang rokok,” kata Djonny kepada Kontan.co.id pada Minggu (7/6).

Untuk menggenggam peluang pasar yang ada, ITIC berencana menambah 4 - 5 distributor baru serta membentuk tim-tim promosi baru. Hal ini didukung dengan rencana pembelian bahan baku berupa daun tembakau senilai Rp 15 miliar yang dijadwalkan akan dilangsungkan pada kuartal II tahun ini.

Ke semua upaya peningkatan penjualan akan dilakukan dengan tetap menjaga konsistensi kualitas produk ITIC. Selain meningkatkan penjualan, upaya efisiensi juga akan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja guna mengurangi beban lembur kerja

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) bakal tambah anggaran capex 2020 untuk beli daun tembakau

Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, ITIC telah membukukan penjualan neto sebesar Rp 44,91 miliar. Realisasi ini tumbuh 17,50% dibanding penjualan neto periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 38,22 miliar.

Seiring dengan kenaikan penjualan, ITIC berhasil mengempit laba bersih sebesar Rp 1,78 miliar di kuartal I 2020.

Posisi ini berbalik bila dibandingkan periode sama tahun lalu ketika ITIC membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,25 miliar akibat adanya beban-beban one-time-charge seperti biaya penalti pindah bank, biaya  penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), beban lemmbur kerja dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×