Reporter: Tendi Mahadi, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Turunnya daya serap plastik di pasar lokal membuat produsen plastik PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk mulai melirik pasar ekspor untuk menjual produknya. Mulai bulan depan, Indopoly akan menggenjot penjualan ekspor.
Investor Relations Manager Indopoly, Fransiska Putri, menuturkan strategi perusahaan untuk menggenjot ekspor dilakukan untuk menjaga agar kinerja Indopoly tetap stabil. Menurutnya, selama libur lebaran yang jatuh pada Agustus ini, permintaan plastik turun karena banyak konsumen yang menurunkan permintaan plastik seiring penurunan produksi. "Ini merupakan tren tahunan," katanya belum lama ini.
Nah, saat itulah, penjualan ekspor menjadi salah satu jalan keluar untuk menjaga kinerja perusahaan agar tetap positif. Fransiska bilang, tahun ini, Indopoly masih fokus menggarap pasar ekspor tradisional, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang.
Meski begitu, Fransiska bilang, Indopoly berencana membuka pasar ekspor baru. Makanya, perusahaan itu juga memanfaatkan momentum lebaran untuk menjajaki pasar ekspor baru ini. "Pasar baru yang ingin kami buka tahun ini antara lain ke Timur Tengah," katanya.
Menurut Fransiska, Indopoly banyak menggaet konsumen ekspor dari segmen industri rokok dan industri makanan. Ia bilang, dari total penjualan Indopoly, sekitar 30% dikontribusi dari penjualan ke sektor industri rokok, dan sekitar 45% dikontribusi dari sektor industri makanan.
Upaya perusahaan untuk menggenjot ekspor juga didukung oleh pengoperasian mesin produksi Bioxially Oriented Polyester Film (Bopet) tahun ini. Plastik kemasan jenis ini biasa digunakan sebagai kemasan makanan. Catatan saja, lini produksi Bopet Indopoly berkapasitas produksi 20.000 ton per tahun.
Fransiska bilang, lini produksi Bopet ini memungkinkan perusahaan membuat variasi produk kemasan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari luar negeri. Untuk pasar Jepang misalnya, banyak permintaan dari produsen makanan yang menginginkan spesifikasi produk khusus untuk masing-masing konsumen atawa perusahaan.
Dengan adanya Bopet, total kapasitas produksi Indopoly mencapai 100.000 ton per tahun yang berasal dari tiga pabrik. Satu pabrik berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, dan dua pabrik di China.
Namun, Fransiska bilang, penjualan dari dua pabrik di China masih digolongkan dalam segmen penjualan domestik. Pasalnya, "Fokus kedua pabrik ini masih ke pasar dalam negeri di China. Sehingga, mayoritas ekspor kami masih berasal dari pabrik di Purwakarta," ujarnya.
Untuk target porsi ekspor, Fransiska bilang, Indopoly masih menargetkan porsi ekspor sama seperti tahun lalu, yakni sebesar 29% dari total penjualan. Tahun 2012, Indopoly mencatatkan penjualan US$ 227 juta, dimana sekitar US$ 68,1 juta disumbang dari penjualan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News