Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Tingkat pemakaian alias utilisasi mesin produksi yang sudah 100% membatasi langkah PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk mengerek produksinya. Untuk memperbesar produksi, perusahaan itu pun menyiapkan rencana belanja mesin baru senilai US$ 20 juta.
Mesin yang menjadi incaran Indopoly akan menghasilkan produk lain yang berbeda dengan output mesin terkini. Emiten yang menyandang kode saham IPOL di Bursa Efek Indonesia ini, akan menambahkan mesin anyar di dua pabriknya.
Perinciannya, pertama, berbelanja mesin metalizing untuk pabrik di Purwakarta, Jawa Barat. Mesin metalizing ketiga di pabrik itu berkapasitas 4.200 ton kemasan. Lantas, Indopoly akan secara intensif meningkatkan kapasitas (intensive upgrading) mesin itu. Saat ini, kapasitas produksi pabrik Purwakarta 65.000 ton kemasan per tahun.
Kedua, berbelanja mesin extrusion coating unit for thermal film lamination di pabrik Suzhou, China. Kapasitas produksi mesin ini berkisar 5.200 ton per tahun. Adapun pabrik Suzhou berkapasitas produksi 25.000 ton kemasan per tahun.
Target Indopoly, pemasangan mesin metalizing dan mesin extrusion coating unit for thermal film lamination akan selesai semester I-2015. Sementara proses meningkatkan kapasitas mesin akan selesai 2016. "Apabila semuanya sudah beroperasi secara maksimal maka akan memberikan nilai tambah US$ 13 juta per tahunnya," terang Fransiska Putri, Investor Relation Manager Indopoly Swakarsa Industry kepada KONTAN, Jumat (7/11).
Selain dua pabrik itu, Indopoly masih memiliki satu pabrik lagi yang berlokasi di Kunming, China. Pabrik ini berkapasitas produksi 10.000 ton kemasan per tahun.
Hingga September 2014, Indopoly mencetak penjualan US$ 171,75 juta. Capaian itu susut 1,69% dari penjualan periode sama 2013 yakni US$ 174,72 juta. Nilai itu juga berarti perusahaan sudah memenuhi 73,56% dari target pendapatannya di 2014, yaitu US$ 233,48 juta.
Fransiska optimistis perusahaannya mampu mengejar target yang besarnya sama dengan pencapaian di tahun 2013. "Penjualan di kuartal IV biasanya lebih baik, khususnya di bulan Oktober dan November," ujar Fransiska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News