Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tidak takut tersaingi oleh PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk yang sudah sepakat melakukan kerja sama jaringan.
"Dari studi kasus di negara lain, tidak terlalu signifikan perubahannya. Memang ada sedikit perubahan di industri tapi tidak besar," kata Ivan Cahaya Permana, Vice President Technology and System Telkomsel di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (16/5).
Ivan memberi contoh studi kasus di Denmark. Operator Telia dan Telenor bergabung untuk melakukan network sharing. Namun, operator TDC memilih tidak berbagi jaringan dengan siapa pun. Dalam dua hingga tiga tahun, jumlah pelanggannya tetap sama.
Sementara ini Telkomsel belum berniat melakukan kerja sama jaringan. "Kami masih menunggu regulasinya keluar. Kalau memang diwajibkan, kami akan kerja sama. Kami tidak mau membentuk JV dulu sebelum regulasi keluar. Nanti salah," kata dia.
Ivan juga mempertanyakan perusahaan patungan PT One Indonesia Synergy (OIS) yang dibentuk PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk. "Kenapa mereka ada JV sebelum regulasi selesai. Kalau belum ada aturan, sebenarnya tidak boleh," kata Ivan.
Tapi, dari segi bisnis perusahan patungan tersebut dianggap tidak menyalahi aturan. "Selama itu dilakukan secara business to business (B2B) kami tidak ada masalah," kata dia.
Selain itu, Ivan berharap pemerintah menagih komitmen pembangunan infrastruktur BTS di daerah kepada Indosat dan XL bila melakukan network sharing. Yang Ivan maksud serupa dengan komitmen pembangunan jaringan tertulis modern licensing.
"Kami sarankan pemerintah meminta komitmen dari XL dan Indosat. Saat ini tidak ada komitmen tertulis. Yang saya takutkan, ini hanya untuk mengurangi investasi operator saja tanpa memberi manfaat apapun terhadap masyarakat," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News