kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Alumunium Kerek Impor Bahan Baku 11%


Selasa, 11 Agustus 2009 / 13:19 WIB


Reporter: Nurmayanti |

JAKARTA. Sejumlah industri masih sangat bergantung pada bahan baku impor; salah satunya industri alumunium. Setiap tahun kebutuhan bahan baku impor meningkat 11% dari total volume 220.000 ton. Bahan baku itu berupa alumina untuk memproduksi alumunium ingot primer dan bahan baku ingot alloy.

”Meskipun utiliasi industri alumunium dan ekspor alumunium cukup baik. Namun, dalam perkembangannya ada beberapa kendala antara lain ketergantungan impor bahan baku,” kata Direktur Industri Logam Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka
Departemen Perindustrian (Depperin) Putu Suryawirawan, Selasa (11/8).

Kondisi ini patut disayangkan mengingat setiap tahun industri alumunium terus tumbuh. Dari total kebutuhan bahan baku alumunium sekitar 300.000 ton per tahun. Produsen lokal baru mampu memasok sekitar 70.000 ton. Sisanya dari impor antara lain India, Timur Tengah dan lainnya.

Dari catatan Depperin, industri alumunium ingot primer baru terdiri dari satu perusahaan yang berada di Sumatera Utara (Sumut). Perusahaan itu adalah yakni Inalum. Sedangkan untuk produsen alumunium sendiri berjumlah 76 perusahaan. Terdiri dari produsen produk alumunium alloy ingot, alumunium ekstrusi, alumunium sheet dan alumunium foil. Total kapasitas produksi mereka 644.000 ton serta utilisasi 88%.

Kondisi beberapa produk alumunium nasional sudah mampu merambah pasar ekspor. Selain mampu memenuhi konsumsi dalam negeri. Sebutlah, produk dari alumunium ingot, alumunium ekstrusi dan fabrikasi seperti alumunium billet, kawat alumunium, pipa alumunium, alumunium lembaran berupa sheet dan foil, serta produk produk alumunium hilir atau peralatan rumah tangga. Pada 2008, ekspor produk alumunium nasional mencapai US$ 700 juta atau tumbuh rata-rata 16,1% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×