kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri ban was-was pasokan karet dari dalam negeri bakal terganggu


Selasa, 06 Agustus 2019 / 22:57 WIB
Industri ban was-was pasokan karet dari dalam negeri bakal terganggu


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan-perusahaan ban khawatir terhadap kondisi pasokan karet dalam negeri. Perkebunan karet di Indonesia tengah mengalami penurunan produksi karena terserang hama. 

"Industri ban dalam negeri, terutama yang PMDN agak takut," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/8). 

Baca Juga: Kemendag prediksi Indonesia-Chile CEPA meningkatkan nilai perdagangan sebesar 32%

Sejauh ini, dampak penurunan produksi karet memang belum dirasakan industri ban, akan tetapi kekhawatiran kurangnya pasokan tetap membayangi. Asal tahu saja, industri ban merupakan penyerap produk karet terbesar. 

Saat ini, Aziz bilang, pihaknya tengah menjalin konsolidasi dengan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) untuk mencegah gangguan pasokan karet. 

Sekadar informasi, berdasarkan catatan yang dihimpun Kontan.co.id,  per 16 Juli 2019 seluas 381.900 hektar atau setara 10% sampai 11% dari total perkebunan karet terserang penyakit gugur daun. Penyakit ini diperkirakan akan berdampak pada penurunan produksi karet di Indonesia minimal 15%. 

Baca Juga: Kepala Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 sebesar 5,1%

Selain bahan baku, industri ban dalam negeri menghadapi tantangan lain, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Aziz bilang, industri ban mulai merasakan penurunan permintaan ekspor yang disebabkan oleh perang dagang.

Ekspor yang menurun juga dipicu oleh kondisi beberapa negara tujuan ekspor yang tidak kondusif karena kondisi alam maupun konflik. Aziz menerangkan, industri ban sangat bergantung pada kondisi ekonomi suatu negara.

Ketika suatu negara tidak kondusif, maka potensi pasar ban juga semakin berkurang. Beberapa pasar yang tidak lagi potensial bagi ekspor ban Indonesia seperti negara-negara konflik di Timur Tengah dan negara-negara di kawasan Pasifik.

Baca Juga: Bankir waspada potensi kenaikan NPL di semester kedua

Asal tahu saja, pemanasan global menyebabkan kenaikan air laut yang mempengaruhi kondisi negara-negara tersebut.  Oleh karenanya,  produk ban Indonesia tengah mencari pasar-pasar ekspor baru.  

Di sisi lain, perang dagang memunculkan peluang ekspor ke Amerika. APBI melihat ekspor ban ke Amerika justru  meningkat. Salah satu pendorongnya, Amerika memboikot  produk-produk ban bikinan China dan India. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×