kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri CPO Berjibaku dengan Aturan Uni Eropa


Kamis, 11 Maret 2010 / 08:56 WIB
Industri CPO Berjibaku dengan Aturan Uni Eropa


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Industri kelapa sawit saat ini sedang memperjuangkan agar kebijakan Uni Eropa tidak mengebiri industri biodiesel berbahan baku CPO. Hal ini ditegaskan oleh Purboyo Guritno, Kepala Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Rabu (10/3).

Asal tahu saja, ekspor minyak sawit dan turunannya menuju Eropa saat ini menemui banyak halangan. Selain adanya kebijakan registrasi penggunaan bahan kimia atau REACH (registration, evaluation, authorization and restriction of chemical), industri minyak sawit juga bakal berhadapan dengan rencana kebijakan tentang aturan penggunaan biodisel atau Uni Eropa Directive.

Nah, GAPKI bekerjasama dengan perkumpulan sejenis di Malaysia untuk melobi Uni Eropa agar tidak melarang impor CPO.

Ancaman aturan Uni Eropa Directive memang lebih berdampak serius bagi eksportir CPO Indonesia. Sebaliknya, kebijakan REACH tidak akan terlampau berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. Soalnya, menurut Purboyo, CPO yang masuk ke Eropa sudah memenuhi aturan ekspor yang sudah ditentukan. “CPO diolah secara mekanis dan tidak menggunakan bahan kimia,” tegas Purboyo.

Kendati demikian, Yamanah AC, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan menyebutkan, saat ini ekspor CPO harus melewati registrasi REACH. Celakanya, proses itu membutuhkan biaya besar sehingga memberatkan eksportir. Untuk itulah, pemerintah Indonesia juga berniat meminta Uni Eropa merevisi aturan tersebut.

Data GAPKI memperlihatkan, sepanjang Januari 2010, ekspor CPO ke Eropa mencapai sekitar 323.000 ton. Rinciannya: dalam bentuk CPO 230.000 ton dan produk turunannya 93.000 ton. Jumlah ini setara 26,8% dari total ekspor CPO dan produk turunannya sepanjang Januari 2010 yang mencapai 1,203 juta ton.

Sedangkan volume ekspor CPO ke Eropa sepanjang tahun 2009 mencapai 2,2 juta ton. Sementara, ekspor produk turunan CPO menembus angka 1,1 juta ton. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan realisasi ekspor CPO dan turuannya di tahun 2008 lalu yang hanya berada dikisaran 1,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×