kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.859   -49,00   -0,29%
  • IDX 6.503   57,52   0,89%
  • KOMPAS100 935   8,14   0,88%
  • LQ45 727   5,57   0,77%
  • ISSI 208   1,50   0,73%
  • IDX30 377   1,54   0,41%
  • IDXHIDIV20 455   2,05   0,45%
  • IDX80 106   0,88   0,84%
  • IDXV30 112   0,91   0,82%
  • IDXQ30 123   0,27   0,22%

Industri keramik akan manfaatkan pelambatan China


Selasa, 05 Januari 2016 / 20:56 WIB
Industri keramik akan manfaatkan pelambatan China


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ekonomi China diperkirakan masih melambat di tahun ini. Hasil survei yang digelar Bloomberg menunjukkan, ekonom global memperkirakan, ekonomi China tahun ini akan melaju 6,5%, lalu pada tahun 2017 melambat lagi menjadi 6,3%. 

Pelambatan ekonomi China juga akan berdampak pada industri Indonesia yang selama ini bersaing ketat dengan banjir barang impor dari Negeri Panda tersebut. Salah satunya, industri keramik.

Selama ini, produk keramik asal China membanjiri Indonesia dan dijual lebih murah dibandingkan produk lokal. Terang saja konsumen lebih memilih produk yang lebih murah.

Bahkan menurut Hendrata Atmoko Ketua Dewan Penasahat Asosiasi Keramik dan Aneka Industri (ASAKI), saat ini impor produk keramik jauh lebih besar dibandingkan produksi di dalam negeri.

"Impor industri ini dari China dan Vietnam bisa dua kali lipat lebih besar dibandingkan produksi dalam negeri," kata Hendrata kepada Kontan, Selasa (5/1). Adapun produksi keramik maksimal sekitar 18 juta meter persegi per tahun.

Industri berharap dengan kondisi China saat ini, permintaan domestik akan produk lokal semakin besar pula. Hanya saja tidak ada jaminan produk impor ini akan menurun dengan sendirinya.

Lantaran was-was tak bisa memanfaatkan lesunya ekspor China, ASAKI meminta pemerintah segera memblok beberapa pelabuhan dan hanya membuka pelabuhan untuk tiga kota saja, yaitu Medan, Makassar, dan Jakarta. "Selama ini semua dibuka, kami susah bersaing," kata Hendrata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×