kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri keramik dalam negeri belum mengubah strategi bisnis tahun ini


Senin, 20 Agustus 2018 / 17:19 WIB
Industri keramik dalam negeri belum mengubah strategi bisnis tahun ini
ILUSTRASI. Pembuatan Keramik di di PT Arwana Citra Mulia Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran KPR melalui relaksasi Loan to Value (LTV), ditanggapi positif bagi produsen keramik. Namun hal tersebut tak serta merta mengubah strategi industri untuk menggenjot kinerja bisnisnya.

Edy Suyanto, Direktur PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mengatakan dengan adanya penerapan penurunan bunga kredit KPR tentu bakal berdampak bagi penyerapan produk keramik. "Khususnya segmen keramik menengah ke bawah dimana itu merupakan fokus Arwana Keramik," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (20/8).

Namun demikian, manajemen tidak terburu-buru menggarap sektor proyek tersebut. Sebab kata Edy, ARNA masih fokus pada pasar end user alias pemakai langsung yang menyumbang besar bagi pendapatan perseroan.

"Saat ini porsinya kurang lebih 95% pemakai langsung, baru sisanya adalah proyek," ungkap Edy. Adapun sepanjang semester I-2018 ini pendapatan perseroan meningkat 14,42% menjadi Rp 932,52 miliar year on year (yoy).

Sampai semester I-2018, beban pokok penjualan perseroan juga masih meningkat sebesar 14,89% menjadi Rp 705,61 miliar dari Rp 614,14 miliar rupiah di periode yang sama tahun lalu.

Walaupun begitu, peningkatan tersebut tak menyurutkan laba bersih perusahaan turut bertumbuh 12,79% menjadi Rp 70,12 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 62,16 miliar. Manajemen meyakini kinerja positif tersebut tak terlepas dari pertumbuhan volume penjualan.

Dimana volume penjualan di semester I tumbuh 9% dari 24,5 juta meter persegi menjadi 27 juta meter persegi. Saat ini, kata Edy, ARNA telah beroperasi penuh dengan kapasitas pabrikan mencapai 57 juta meter persegi pertahunnya dan berencana utk menambah kapasitas lagi di tahun 2019 sebanyak 6 juta meter persegi.

Hal yang senada juga disampaikan oleh produsen keramik seperti PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS) yang tak menampik bahwa segmen properti saat ini masih kecil. Meski ada wacana pemerintah lewat Bank Indonesia untuk menggenjot sektor tersebut, perseroan belum menanggalkan strategi menggenjot bisnis ritelnya.

"Karenanya kami memang fokus di ritel," ujar Handono Warih, Direktur Independen PT  Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. Sedikit berbeda dengan ARNA yang menyasar segmen menengah ke bawah, perusahaan ini mengatakan bahwa hampir 70% portofolio produknya menyasar segmen produk medium.

Terdapat tiga jenis keramik yang diproduksi KIAS, yakni keramik dinding, genteng dan lantai. Jenis keramik lantai sampai saat ini masih mendominasi penjualan perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×