kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri keramik keluhkan mahalnya harga gas alam


Kamis, 12 Maret 2015 / 19:13 WIB
Industri keramik keluhkan mahalnya harga gas alam
ILUSTRASI. Yuk simak syarat dan ketentuan menikmati promo Tiket.com ada diskon hingga Rp 150.000 bagi nasabah Blu!


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga gas alam yang dipasok ke industri keramik dinilai terlalu mahal. Harga gas alam di Indonesia juga lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Erlin Tanoyo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) saat ini rata-rata harga gas yang berasal dari Perusahaan Gas Negara (PGN) dijual dikisaran US$ 8 - US$ 9 per mmbtu (million metric british thermal unit).

"Berkaca dari Singapura dan Malaysia, mereka menjual gas alam dengan harga hanya US$ 5 per mmbtu. Tentu kita sudah kalah daya saing dari segi beban produksi," ujar Erlin, Kamis (12/3).

Ditambah lagi, dengan penurunan nilai tukar rupiah dibandingkan dollar, industri keramik harus merogoh lebih dalam untuk membeli gas alam dengan volume yang sama.

Berdasarkan data Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) industri keramik tahun ini memerlukan pasokan gas sebesar 133,952 mmscfd (million metric square cubic feet per day), meningkat tipis dari tahun lalu yang sebesar 133,82 mmscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×