kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri kosmetik merias diri di 2018


Rabu, 21 Februari 2018 / 16:55 WIB
Industri kosmetik merias diri di 2018
ILUSTRASI. Produk Kosmetik Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kosmetik dalam negeri optimistis tumbuh signifikan tahun ini. Pasalnya di tengah kelesuan daya beli di tahun lalu tidak menyurutkan bisnis sektor ini untuk bertumbuh.

Nurhayati Subakat, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) mengatakan pertumbuhan industri kosmetik tahun lalu melebihi pertumbuhan industri farmasi pada umumnya. "Bahkan untuk jenis kosmetik dekoratif (make-up) bisa sampai 20%," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).

Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk industri farmasi, produk obat kimia dan tradisional tumbuh 6,85% pada tahun lalu. Pada 2017 pertumbuhan kosmetik diklaim berada pada rata-rata tersebut, dimana dari sisi ekspor penjualan kosmetik Indonesia mencapai Rp 19 triliun, naik 11,9% year on year (yoy).

Oleh karena itu, Nurhayati berharap pemerintah dapat memberikan dorongan lebih melalui insentif dan pengutamaan kepada industri lokal. "Memang ada insentif, tapi kebanyakan masih dinikmati perusahaan multinasional bukan lokal," urainya.

Persyaratan pemberian insentif seperti, harus berinvestasi minimal Rp 1 triliun tampaknya perlu direvisi ulang karena banyak perusahaan lokal yang tidak sanggup memenuhinya. "Selain itu kami berharap agar insentif lebih diberikan ke penggunaan bahan baku bukan sekadar produk jadi saja. Supaya produk lokal juga bisa ikut bersaing," beber Nurhayati.

Dari segi ekspor, dalam lima tahun terakhir Kemperin mencatat rata-rata pertumbuhan industri ini 3,56%. Target ekspor kosmetik dari Kemperin di 2018 sebesar US$ 1,68 miliar dan di tahun berikutnya 2019 bertambah menjadi US$ 1,81 miliar.

Beberapa pemain di industri ini juga semakin menyadari pertumbuhan sektor ini yang kian pesat. 

Putri K. Wardhani, Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) bilang, sejak semester II-2017 bisnis kosmetik dalam negeri mulai menggeliat.

Ronni Ardiansyah, Sales Director PT Paragon Technology and Innovation yang memiliki brand Wardah, Make Over dan Emina mengatakan, inovasi menjadi strategi perusahaannya untuk terus bisa bertumbuh ditengah kondisi seperti apapun.

"Karena kami ada di industri yang sangat tergantung dengan kehadiran inovasi baru, tentu kami punya inovasi baru setiap tahunnya," ujar Ronni kepada Kontan.co.id.

Bryan Tilaar, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) juga akan mengeluarkan produk baru, mencari klien baru untuk kontrak manufacturing dari PT Cedefindo. Setidaknya MBTO mengelola merk di antaranya Sari Ayu, PAC Martha Tilaar, Caring, Puspita Marha Belia dan lainnya. Selain itu perusahaan ini juga akan memperkuat bisnis online di tahun ini untuk menggenjot bisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×