kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur banyak tantangan di triwulan I


Senin, 11 April 2016 / 18:24 WIB
Industri manufaktur banyak tantangan di triwulan I


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan industri manufaktur menghadapi banyak tantangan selama triwulan I 2016, terlihat dari Indeks Pertumbuhan Manufaktur yang tertekan karena turunnya persepsi perusahaan terhadap volume pesanan dan jumlah tenaga kerja.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati di Jakarta, Senin, mengatakan berdasarkan Indeks Pertumbuhan Manufaktur (Prompt Manufacturing Index/PMI), terjadi kontraksi, yang disebabkan dua faktor utama yakni kontraksi volume total pesanan dan jumlah tenaga kerja.

Kontraksi pada permintaan dan jumlah tenaga kerja itu membuat PMI turun menjadi 46,69 persen dari triwulan IV 2015 sebesar 48,23 persen. Indeks PMI di bawah 50 persen menunjukkan adanya kontraksi, sedangkan jika di atas 50, memperlihatkan ekspansi.

Penurunan PMI juga diperkuat dengan kontraksi kegiatan usaha industri yang terlihat dari penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) PMI menjadi minus 0,77 persen dari triwulan IV 2015 sebesar minus 0,34 persen.

Metode SBT itu menggambarkan persepsi keseluruhan pelaku usaha yang juga memperhitungkan bobot kegiatan usaha dalam manufaktur. BI melakukan survei PMI yang juga bagian dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan I 2016, dengan melibatkan 2.964 perusahaan.

"Untuk triwulan I, industri ini memang masih belum ekspansi. Bisa juga dilihat dari laju impor yang baru naik di akhir triwulan I," ujar Hendy.

Laju impor untuk industri yang naik di Maret 2016, ujar Hendy, menjelaskan bahwa industri manufaktur baru bersiap untuk ekspansi pada triwulan II 2016.

Dari survei BI tersebut, para perusahaan pelaku industri mulai optimistis pada prospek triwulan II. PMI untuk triwulan II sebesar 51,37 persen.

"Ekspansi industri manufaktur didorong dengan indeks produksi yang baik menjadi 60,55 persen dan persediaan barang yang naik menjadi 50,52 persen," tutur Hendy.

Selain volume pesanan, dan tenaga kerja, PMI juga mencakup perhitungan dari aspek volume produksi, waktu pengiriman dari pemasok dan inventori.

Selain produksi dan persediaan barang, grafik BI juga memperlihatkan ekspetasi perusahaan akan terdapat penambahan jumlah tenaga kerja dan pesanan barang input.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×