kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri membaik, pelaku usaha alat berat bidik target penjualan lebih tinggi di 2021


Jumat, 04 Juni 2021 / 16:00 WIB
Industri membaik, pelaku usaha alat berat bidik target penjualan lebih tinggi di 2021
ILUSTRASI. Produksi alat berat di 2021 diproyeksi tumbuh


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) melihat prospek pasar alat berat kembali bergairah di tahun ini. Hal tersebut seiring dengan pemulihan sejumlah sektor industri yakni, pertambangan, perkebunan, hingga konstruksi. 

Alhasil, Hinabi pun memproyeksikan, pertumbuhan produksi alat berat di tahun 2021 akan mencapai 40%. "Di tahun 2021 produksi alat berat nasional akan tumbuh sekitar 30%-40%," kata Ketua Umum Hinabi Jamalludin kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6). 

Adapun dengan pertumbuhan tersebut, produksi alat berat nasional hingga akhir tahun diproyeksikan akan mencapai kisaran 5.000 unit. Kendati begitu, proyeksi pertumbuhan produksi di tahun ini belum bisa menyaingi produksi alat berat di tahun 2019 yang mencapai 6.060 unit. 

Jamalludin menjelaskan, kenaikan produksi yang belum seperti tahun 2019 bukan karena faktor permintaan saja, tapi ada pasokan bahan baku yang belum penuh atau tidak seperti saat kondisi normal. Pasalnya, saat ini local content alat berat lokal rata-rata sebesar 40%. 

Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) proyeksi kinerja di tahun fiskal 2020 turun 30%

"Saat ini permintaan di seluruh dunia naik, sementara suplai terbatas. Banyak bahan baku yang pasokannya belum full," jelas dia. 

Kendati ada sedikit hambatan, industri alat berat Tanah Air tetap optimistis bisa memanfaatkan momentum rebound di sejumlah sektor industri yang terjadi saat ini. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Jamalludin bilang, secara umum sektor pertambangan dan infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap produksi alat berat di tiap tahun, yakni masing-masing memiliki porsi produksi sebanyak 30%. 

Adapun sisa produksi alat berat berasal dari sektor kehutanan (forestry) dan perkebunan yang masing-masing berkontribusi 20% dari total produksi yang ada.

Dampak positif dari pemulihan sejumlah sektor bisnis juga dirasakan PT United Tractors Tbk (UNTR). 

Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K Loebis mengungkapkan di awal tahu ini, penjualan alat berat perusahaan memang naik. Adapun di antara beberapa sektor bisnis, sektor konstruksi dan pertambangan yang paling berdampak besar ke penjualan UNTR di awal tahun ini. 

Melansir laporan bulanan penjualan alat berat UNTR pada April 2021, penjualan Komatsu sebanyak 221 unit. Adapun pada periode Januari-April 2021, penjualan Komatsu mencapai 909 unit atau tumbuh 26,77% yoy dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya 717 unit. 

Market share Komatsu pada periode year to date (YTD) sebesar 22%. Di empat bulan pertama tahun ini, penjualan Komatsu dominan untuk sektor pertambangan yang mencapai 45% dari total penjualan. 

Baca Juga: Harga emas dan batubara menopang kinerja United Tractors, ini rekomendasi saham UNTR

 

Disusul dari sektor konstruksi sebesar 30%, kemudian sektor perhutanan sebesar 15%, dan sisanya dari sektor agro sebesar 10%. 

Lantas dengan adanya tren penjualan yang positif di awal tahun ini, yang penjualan tiap bulannya selalu berada di atas 200 unit, United Tractors melakukan revisi target penjualan alat berat di sepanjang tahun ini. 

"Kami sudah melakukan penyesuaian target hingga akhir tahun, dari semula 1.700 unit menjadi 2.500 unit," jelasnya kepada Kontan.co.id saat dihubungi terpisah. 

Sebagai upaya memenuhi kebutuhan alat berat di tahun ini, Sara memaparkan UNTR  sudah melakukan koordinasi intensif dengan supplier yakni Komatsu untuk mengupayakan pemenuhan demand.

Selanjutnya: ABM Investama (ABMM) perpanjang kontrak jasa tambang senilai Rp 1,65 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×