Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Nabati Lestari (INL), anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding akan memproduksi minyak goreng. Target produksi minyak goreng sebesar 450.000 ton per tahun.
Direktur INL, J Swondo mengatakan, target pasar bukan hanya nasional tapi juga internasional. Pembangunan pabrik hilir dari industri sawit tersebut saat ini masih 70%. Swondo bilang pabrik ini akan selesai pada Mei 2018.
Produksi baru bisa dilakukan dua bulan setelah pabrik selesai dibangun. Pabrik tersebut akan mengolah bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari kebun milik PTPN. Target pengolahan CPO itu mencapai 600.000 ton per tahun.
Bahan baku yang berasal dari kebun sendiri dinilai dapat meningkatkan daya saing. Hal tersebut karenaharga bahan baku dapat lebih murah. "Minyak goreng akan kompetitif harganya di hulu karena berasal dari PTPN III dan PTPN IV," terang Direktur Human Capital dan Umum PTPN III Holding, Seger Budiarjo.
Harga yang kompetitif tersebut membuat minyak goreng produksi INL dapat bersaing di pasar ekspor. Meski begitu, PTPN juga akan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Seger bilang, hasil produksi minyak goreng akan lebih dulu digunakan untuk pasar dalam negeri. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kelangkaan minyak goreng yang bisa menyebabkan harga jual merangkak naik.
Namun, melihat produksi yang banyak, Seger bilang akan juga mendorong pasar ekspor. Bila kebutuhan domestik sudah terpenuhi dan terdapat keuntungan dari ekspor maka minyak goreng hasil produksi INL akan didorong untuk ekspor.
Penjualan minyak goreng tersebut akan bekerja sama dengan perusahaan pelat merah lainnya. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) akan membuat kemasan minyak goreng dan melakukan penjualan.
PPI juga akan melakukan penjualan untuk ekspor. Direktur Utama PPI, Agus Andiyani bilang, akan lakukan ekspor melalui cabang PPI. "Ekspor akan melalui cabang PPI yang saat ini sudah terdapat di China, Rusia, Timur Tengah, dan Jerman," jelasnya. Harapannya, penjualan baik pasar domestik maupun ekspor dapat dimulai tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News