Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian tengah mengajukan perluasan implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu kepada 13 sektor industri tambahan, termasuk di antaranya sektor otomotif. Wacana ini mendapat sambutan positif dari pelaku industri otomotif.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, pemberian stimulus harga US$ 6 per mmbtu bisa membuat biaya pokok produksi menjadi lebih murah. Hal ini pada gilirannya bisa berdampak baik pada kinerja ekspor otomotif nasional.
“Kalau penurunan harga nya besar, tentu akan membuat produk-produk buatan Indonesia bisa lebih bersaing di pasar ekspor,” kata Jongkie kepada Kontan.co.id, Jumat (25/6).
Baca Juga: Sejumlah sektor industri minta harga gas murah, ini janjinya
Sedikit informasi, kinerja ekspor utuh atau Completely Build Up (CBU) mobil nasional mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun selama 2017-2019, namun kemudian menyusut di tahun t2020 menyusul merebaknya wabah Covid-19.
Mengutip data Gaikindo, realisasi ekspor CBU mobil nasional mencapai sebesar 231,169 unit di tahun 2017. Angka tersebut kemudian naik berturut-turut menjadi 264,553 unit di tahun 2018 dan 332,023 unit di tahun 2019, lalu kemudian menyusut jadi 232,175 unit di tahun 2020.
“Kalau memang (insentif harga gas industri) dapat diberikan, tentu nya industri otomotif menyambut baik,” ujar Jongkie.
Harga gas industri yang sebelumnya mesti dibayar pelaku industri otomotif sebelumnya cukup besar. Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), Bob Azzam mengatakan, harga gas industri pada sektor industri otomotif berkisar di atas US$ 9 per mmbtu.
Makanya, Bob menilai pemberlakuan harga gas industri US$ 6 per mmbtu, andaikata jadi direalisasi, bisa membawa sejumlah manfaat bagi industri otomotif.
“(Opsi implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu) bagus sekali, jadi menambah daya saing otomotif kita untuk lebih kompetitif dan juga sekaligus mengurangi emisi. Ini yg sudah lama kita tunggu,” ujar Bob saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (25/6).
Baca Juga: 13 Sektor industri minta gas murah, SKK: Perlu dipertimbangkan kemapanan industrinya
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra mengatakan, penggunaan gas industri di pabrik Daihatsu tidak begitu banyak. Meski begitu, pihaknya sangat mengapresiasi opsi pemberian stimulus harga gas US$ 6 per mmbtu itu.
“Gas dipakai di pabrik casting (pengecoran) dan assembly plant (pabrik perakitan) saja, jadi tidak banyak. Tapi kami sangat menghargai jika ada insentif,” ujar Amelia kepada Kontan.co.id, Jumat (25/6).
Selanjutnya: Insentif gas US$ 6 MMBTU belum terserap 100%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News