kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri otomotif tertekan, Garuda Metalindo (BOLT) prediksi kinerja masih melempem


Kamis, 27 Agustus 2020 / 15:02 WIB
Industri otomotif tertekan, Garuda Metalindo (BOLT) prediksi kinerja masih melempem
ILUSTRASI. Jajaran direksi PT Garuda Metalindo Tbk


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mur dan baut (fasteners) serta komponen otomotif PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memperkirakan kinerjanya belum akan pulih hingga akhir tahun nanti. Hal ini imbas dampak pandemi Covid-19 yang berpengaruh signifikan terhadap industri otomotif nasional maupun global.

Sebagai catatan, di semester I-2020, penjualan BOLT turun 36,92% (yoy) menjadi Rp 373,89 miliar. Perusahaan pun mengalami kerugian bersih sebesar Rp 7,85 miliar.

Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengungkapkan, kinerja BOLT sangat berkorelasi dengan sektor otomotif. Ketika sektor tersebut mengalami perlambatan, maka besar kemungkinan kinerja BOLT juga akan mengalami penurunan.

Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) menderita rugi bersih Rp 7,85 miliar di semester I 2020

Berdasarkan materi paparan publik BOLT, penjualan motor domestik di kuartal kedua turun 41,62% (yoy) menjadi 1,88 juta unit. Setali tiga uang, penjualan mobil dan truk domestik turun 23,37% (yoy) menjadi 370.000 unit di kuartal II lalu.

Anthony mengaku, pihaknya belum bisa memprediksi kapan industri otomotif akan kembali pulih mengingat pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Belum lagi, risiko perlambatan ekonomi juga kian terlihat.

“Para pelanggan pun belum bisa memberi gambaran yang jelas. Pastinya, kalau ekonomi normal, maka industri ini akan bangkit,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Kamis (27/8).

Ketidakpastian industri otomotif membuat kinerja BOLT diperkirakan sulit untuk bangkit dalam waktu dekat.

Lantas, Anthony memproyeksikan penjualan BOLT di akhir tahun 2020 akan turun 35% sampai 45% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Ia juga memprediksi, perusahaan ini masih berpotensi mengalami kerugian bersih di akhir tahun nanti.

Karena tantangan bisnis di tahun ini cukup berat, manajemen BOLT berusaha melakukan efisiensi biaya pengeluaran seoptimal mungkin. Harapannya, risiko kerugian yang lebih dalam bisa ditekan.

Baca Juga: Penjualan lesu di kuartal II 2020, Garuda Metalindo lakukan penghematan besar-besaran

Pihak BOLT belum bersedia memaparkan jumlah belanja modal atau capital expenditure (capex) secara rinci. Namun, Anthony menyebut, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, pihaknya hanya akan menyediakan capex untuk kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas utama saja.

Beberapa kegiatan investasi BOLT juga ditunda di tengah industri otomotif yang masih lesu. “Kami juga tidak memiliki rencana aksi korporasi sampai kondisi ekonomi normal kembali,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×