kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri pakan ternak maksimalkan jagung Lokal


Jumat, 29 April 2016 / 11:52 WIB
Industri pakan ternak maksimalkan jagung Lokal


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Di tengah pembatasan impor jagung oleh pemerintah, perusahaan pakan ternak kini fokus mengoptimalkan penyerapan jagung lokal. Terlebih saat ini sedang berlangsung panen raya jagung di beberapa daerah. 

Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk Eko Putro Sandjojo mengatakan, saat ini Sierad masih mengandalkan jagung lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi pakan ternak. Ia mengakui, kualitas jagung lokal lebih bagus dibanding jagung impor.

Saat ini, rata-rata kebutuhan jagung Sierad sebanyak 12.000 ton hingga 15.000 ton per bulan. "Itu semua kita beli dari jagung lokal. Tapi kalau jagung lokal tidak memadai, kita beli jagung impor dari trader," jelas Eko kepada KONTAN, Kamis (28/4).

Namun, yang menjadi persoalan, pasokan jagung lokal kerap tidak mencukupi. Kondisi ini biasa terjadi bila sedang tidak musim panen raya. Bahkan, saat ini saja, kata Eko, hasil panen raya jagung sudah mulai habis diserap perusahaan pakan ternak. 

Menurutnya, produksi jagung di beberapa daerah penghasil, seperti Jawa Timur dan Lampung sudah mulai habis. Saat ini, produsen pakan masih menunggu panen di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, termasuk Makassar. 

"Sementara kalau dari Gorontalo tidak mungkin ke Jawa karena ongkos transportasinya lebih mahal," ujar Eko.

Bila pasokan sedang menipis, rata-rata Sierad hanya bisa menyerap 70% jagung lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi pakan. Nah, ketika ada pembatasan impor jagung oleh Kementerian Pertanian (Kemtan), Sierad pun terpaksa mencari subtitusi jagung seperti gandum yang harganya lebih mahal dari jagung impor.

Untuk itu, Sierad meminta agar kebijakan Kemtan yang membatasi impor jagung tahun ini maksimal 1 juta ton perlu dievaluasi kembali. Soalnya, pada triwulan pertama 2016, sudah 600.000 ton jagung impor yang masuk. Padahal, masih ada tiga triwulan lagi ke depan. 

Sierad sendiri menargetkan, produksi pakan ternak tahun ini 300.000 ton atau 25.000 ton per bulan. Untuk memenuhi produksi itu dibutuhkan jagung sebanyak 12.000 ton hingga 15.000 ton per bulan.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk membutuhkan pasokan lebih banyak lagi. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi pakan ternak hingga 4,5 juta ton per tahun. "Tahun 2015, realisasi produksi baru 75% dari kapasitas," kata Budiarto Soebijanto, Senior Vice President PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Kendati realisasi produksi baru 75%, kebutuhan jagung Japfa jauh lebih besar dari Sierad. Japfa juga akan memaksimalkan penyerapan jagung lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×