kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Industri Plastik Bakal Tumbuh 7-8% per Tahun


Sabtu, 22 Mei 2010 / 09:00 WIB


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Industri plastik setiap tahun selalu mengalami kenaikan sejalan dengan pertumbuhan industri kimia dan pangan. "Ke depan industri plastik akan naik sekitar 7% - 8% per tahun seiring dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman, bahan kimia dan farmasi," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Saat ini di Indonesia terdapat 6 produsen plastik BOPP film dengan kapasitas produksi 186.000 ton per tahun. Sedangkan untuk Biaxially oriented Polyester (BOPET) ada 5 produsen dengan total kapasitas produksi sebesar 89.000 ton per tahun. Untuk catatan, plastik kemasan BOPP dan BOPET adalah plastik kemasan yang dgunakan oleh industi makanan dan minuman, farmasi, rokok, deterjen, shampo, garmen, kosmetik. Selain itu, BOPET juga digunakan untuk kemasan produk elektronik.

Peluang pengembangan industri plastik ke depan sangat besar. Apalagi, plastik adalah salah satu sektor industri yang masih dikategorikan sebagai industri sensitif yang dilindungi mesi dalam kerangka perdagangan bebas Asean China; sehingga masih mendapatkan perlindungan berupa bea masuk sebesar 20% hingga tahun 2018 nanti.

Selain itu, industri plastik juga masih diberikan Bea masuk Anti Dumping (BMAD) sebesar 10% - 15% untuk kemasan plastik BOPP dari Thailand. "Fasilitas fiskal ini kiranya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu meningkatkan daya saing dan berkompetisi dengan produk impor sejenis dari luar.

Ke depan, Hidayat mengatakan dalam membangun industri plastik menghadapi perdagangan bebas Asean China, maka kebijakan pembangunan akan difokuskan pada penguatan struktur industri plastik yang terintegrasi dari petrokimia hulu hingga hilir, penciptaan iklim usaha yang kondusif dan penerapan SNI untuk produk plastik kemasan.

Bukan hanya skala industri, konsumsi plastik juga masih akan terus meningkat. Hidayat menghitung, konsumsi plastik penduduk Indonesia masih rendah ketimbang negara lain. Saat ini jumlah konsumsi plastik penduduk Indonesia sebesar 10 kilogram (kg) per kapita per tahun. Bandingkan dengan konsumsi plastik beberapa negara tetangga seperti Thailand yang sebesar 45 kg per kapita per tahun, Malaysia yang sebesar 56 kg per kapita per tahun, dan Singapura yang sebesar 93 kg per kapita per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×