kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri rumput laut penyumbang terbesar produksi perikanan budidaya


Minggu, 08 Juli 2018 / 17:06 WIB
Industri rumput laut penyumbang terbesar produksi perikanan budidaya
ILUSTRASI. Rumput Laut di Rote, NTT


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi ikan budidaya pada semester pertama diperkirakan mencapai kisaran 10 juta ton. Mayoritas produk tersebut masih dikuasai oleh rumput laut. Upaya pengembangan industri hilir dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk ini.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menyatakan setidaknya hampir 65% dari total produksi ikan budidaya di semester pertama tersebut merupakan rumput laut. "Iklim produksi rumput laut Indonesia terus tumbuh karena banyak industri yang membutuhkannya," kata Slamet kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).

Mengutip pemberitaan Kontan sebelumnya, KKP menargetkan produksi rumput laut basah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Target produksi rumput laut KKP pada 2018 sebesar 16,17 juta ton, naik 21,58% dibandingkan target produksi tahun sebelumnya yakni 13,3 juta ton.

Adapun pada semester dua, Slamet memperkirakan produksi budidaya perikanan bakal mencapai 21 juta ton akumulasi dengan rumput laut tetap sebagai produk dengan kontribusi terbesar. Pasalnya produk rumput laut Indonesia kerap menjadi bagian penting dari berbagai bahan olahan makanan dan produk kesehatan.

Namun Slamet mengatakan, industri rumput laut masih terkendala oleh sejumlah hal. Diantaranya adalah keterbatasan kesediaan lahan dan bibit, penetapan zonasi yang masih bermasalah, dukungan infrastruktur yang masih bermasalah. Tak hanya itu, ada juga hambatan pada pertumbuhan investasi berbasis rumput laut, dan ketersediaan modal usaha rumput laut masih terbatas.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menjelaskan pihaknya terus berupaya untuk menggerakkan sektor hilirisasi rumput laut. Salah satunya yang rutin dilakukan adalah dengan saling tukar menukar informasi hasil penelitian dan teknologi budidaya dengan Filipina.

"Hingga saat ini telah dibentuk juga ASEAN Seaweed Industry Club (ASIC) yang minggu lalu diadakan di kota Puerto Princesa, Filipina," jelasnya.

Melalui kerjasama tersebut, ARLI berharap agar pemerintah dan seluruh pihak yang berkepentingan mendukung upaya harmonisasi hulu dan hilir rumput laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×