kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri sawit akan cermati pertemuan Cancun


Rabu, 24 November 2010 / 09:45 WIB
Industri sawit akan cermati pertemuan Cancun
ILUSTRASI. Ojek online Go-Jek


Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |

BERLIN/SINGAPURA. Saat negosiator iklim United Nations (UN) akan bertemu minggu depan di Meksiko dan mendebatkan perlindungan hutan tropis, Golden Agri-Resources Ltd. dan kompetitor lainnya di Asia Tenggara akan mencermatinya.

Kebijakan UN untuk membatasi pembersihan lahan hutan untuk pembiakan kelapa sawit akan menekan suplai minyak sawit di pasar global dan akan berdampak terhadap meningkatnya harga. Hal ini ditegaskan oleh Dorab Mistry, Director at oil trader Godrej International Ltd.

"Tidak ada yang menggagas bahwa kebijakan ini justru membikin harga jadi bullish," kata Mistry yang sudah menyelami industri ini selama lebih dari 30 tahun. Menurutnya, suplai minyak sawit di pasar global gagal memenuhi permintaan dalam tiga tahun terakhir ini.

Harga minyak sawit telah meningkat ke level yang paling tinggi dalam dua tahun ini seiring dengan makin banyaknya konsumen maupun perusahaan yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku deterjen, minyak goreng, kosmetik dan biodisel. Booming industri sawit ini telah merusak hutan lantaran pengembang berupaya untuk melakukan ekspansi penanaman dengan tinggi pohon mencapai 20 meter. Lebih dari 80% suplai minyak sawit datang dari Malaysia dan Indonesia.

Lantaran hutan kemudian menggudangkan karbon dioksida lebih banyak yang lainnya, negosiator UN mennegaskan bahwa menjaga hutan tropis adalah usaha yang penting dilakukan secara global untuk membatasi greenhouse gas yang dibikin oleh manusia.

Di Asia, perusahaan yang memproduksi minyak sawit diantaranya Wilmar International Ltd., PT Astra Agro Lestari di Indonesia, Golden Agri di Singapura, dan Sime Darby Bhd. di Malaysia. Menurut UN Framework Convention on Climate Change, hutan di seluruh dunia kini memuat sekitar 638 gigaton karbon, lebih besar dari karbon yang ada di lapisan atmosfer bumi. Satu gigaton setara dengan 1miliar ton.

Tak kurang dari 194 negara akan bertemu di Cancun, Meksiko pada 10 Desember 2010 mendatang.

Harga akan naik

Pembatasan UN dalam penggunaan hutan akan menghentikan ekspansi industri kelapa sawit dan akan mendongkrak harga minyak sawit di pasar global.

Menurut Carl Bek-Nielsen, Vice Chairman Teluk Intan, United Plantations Bhd. Malaysia. "Jika semakin banyak minyak tidak dapat diproduksi, maka apa yang ada di pasar akan menjadi mahal," kata Bek-Nielsen. Jika ada yang bisa memutarkan tongkat ajaibnya sehingga tidak ada satu pohon pun yang menjatuhkan buah sawitnya dalam 20 tahun ke depan, imbuhnya, maka harga makanan akan menjadi sangat mahal.

Pembatasan ekspansi ini memang sudah menggelinding. Di Malaysia, pemerintah telah berkomitmen untuk mengelola sedikitnya separo dari lahan hutan sebagai hutan alam. Plantation Industries and Commodities Minister Bernard Dompok menegaskan, "Saya tidak melihat adanya penanaman berskala besar lagi untuk kelapa sawit di Malaysia."

Di Indonesia, pembatasan ini juga sudah ditasakan. Pemerintah Indonesia sudah meneken moratorium dua tahun dengan Norwegia dengan dana bantuan senilai US$ 1 miliar.

"Dunia akan menghadapi harga yang lebih tinggi lagi dalam beberapa tahun ke depan," kata Mistry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×