kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.709   27,00   0,16%
  • IDX 8.661   11,69   0,14%
  • KOMPAS100 1.191   -0,60   -0,05%
  • LQ45 853   0,45   0,05%
  • ISSI 309   1,18   0,38%
  • IDX30 437   -2,60   -0,59%
  • IDXHIDIV20 506   -3,16   -0,62%
  • IDX80 133   0,27   0,20%
  • IDXV30 138   -0,13   -0,09%
  • IDXQ30 139   -0,93   -0,67%

Industri tekstil dalam negeri keluhkan kenaikan biaya bahan baku tekstil


Kamis, 26 Juli 2018 / 21:03 WIB
Industri tekstil dalam negeri keluhkan kenaikan biaya bahan baku tekstil
ILUSTRASI. Pabrik industri tekstil


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil keluhkan kenaikan biaya bahan baku sebesar 13%. Hal tersebut dinilai karena ada biaya tambahan akibat adanya dumping sehingga harga bahan baku menjadi mahal.

Ernovian G. Ismy, Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyebutkan pemerintah membuat aturan anti dumping untuk serap polyester. Sayangnya hal tersebut berimbas pada harga bahan baku tersebut menjadi mahal.

Dia menyebutkan kebutuhan dalam negeri sudah banyak sedangkan suplai bahan baku kurang sehingga perlu ekspor. Namun, dari bahan baku yang impor mahal akibat damping yang berimbas pada harga menjadi mahal semua. “Jadi harga sampai barang jadi mahal semua. Efeknya marjin perusahaan berkurang,” ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (26/7).

Menurut Ernovian permasalahannya terletak pada harmonisasi antar sesama industri TPT. Dia bilang bawa karena bahan baku mahal, akibatnya pakaian menjadi impor juga. Sedangkan untuk yang membeli bahan impor dengan harga yang lebih mahal cenderung akhirnya menyasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×