kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Infrastruktur gas masih melenceng dari roadmap


Rabu, 13 September 2017 / 21:05 WIB
Infrastruktur gas masih melenceng dari roadmap


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Indonesia sejauh ini ternyata sudah punya master plan pembangunan infrastruktur gas. Namun, pembangunan infrastruktur gas dianggap belum maksimal. Salah satu contohnya, kasus pembangunan pipa gas ruas Cirebon-Semarang dan Kalija 2 yang belum juga dimulai. 

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Kementerian ESDM telah menyusun Rencana Induk Infrastruktur Gas Bumi yang tiap tahun selau direvisi. "Terakhir di-launching Menteri ESDM pada bulan Mei 2017 dalam bentuk buku," ujar Dadan.

Kepala BPH Migas, Fanshurullah juga mengamini, sebagai amanah UU Migas, pemerintah telah membuat master plan infrastruktur gas dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). Ketentuan ini juga sudah dicantumkan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) tahun 2012.

Namun, pembangunan infrastruktur gas masih belum maksimal. "Dalam implementasinya, Badan Usaha banyak tidak konsisten terhadap roadmap tersebut," kata Fanshurullah.

Sejatinya, permasalahan mengenai alokasi dan pembeli gas tidak perlu menjadi masalah jika pemerintah punya master plan pembangunan infrastruktur gas dari hulu ke hilir.

Head of Marketing and Product Development Division PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Adi Munandir bilang Indoensia hingga saat ini belum juga memiliki masterplan pembangunan infrastruktur gas.

Padahal masterplan diperlukan untuk mengimpletasikan perencanaan mulai dari produksi gas, pengembangan infraatruktir gas, hingga industri yang akan dibangun.

"Di Indonesia belum ada, industrinya di Kemenperi, alokasi gas di ESDM, dan produksi gas di SKK Migas. Padahal kalau bangun Sumatera-Jawa, gas jadi tahu diambil dari mana, ruas mana yang akan dibangun dan kapan infrastruktur dibangun," imbuh Adi pekan lalu.

Rencana proyek pipa gaa yang selama ini dilelang pun dianggap tidak efektif. Adi mencontohkan pembangunan infrastruktur gas Kalija dan Cisem yang hingga saat ini belum juga ibangu.

"Kalau sudah punya masterplan ada target, karena sudah ada perencananan bangun industri disini, ada yang mengembangkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×