kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Infrastruktur jadi tantangan menyambut MEA 2015


Selasa, 18 Maret 2014 / 19:21 WIB
Infrastruktur jadi tantangan menyambut MEA 2015
ILUSTRASI. TikTok logos are seen in this illustration taken February 15, 2022.? REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan, berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 berpotensi untuk mendorong pertumbuhan jumlah wisatwan sebesar lebih dari 10%.

Demi memperkuat perekonomian nasional, Indonesia harus merebut peluang pertumbuhan sektor pariwisata mengingat pada 2023, potensi pariwisata di kawasan negara-negara ASEAN diproyeksikan mencapai US$ 480 miliar.

"Kemenparekraf sudah melakukan sertifikasi 60.000 tenaga kerja pariwisata," ujar Mari Elka seusai seminar publik sekaligus soft launching buku "The Asean Economic Community: A Work In Progress" di Gedung Pakarti, Jakarta, Selasa (18/3).

Tenaga kerja profesional tersebut akan didukung sejumlah standarisasi seperti konsep green hotel yang menekankan pada pengelolaan lingkungan yang baik, misalnya efisiensi air dan udara, serta sanitasi yang baik.

Selain itu, akses ke destinasi wisata juga akan ditingkatkan, semisal suksesnya penerbangan langsung dari Lombok ke Perth via Bandara Internasional Lombok yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 300%.

Saat ini, daya saing pariwisata Indonesia naik 4 tingkat ke posisi 70 dari 140 negara seperti dilansir World Economic Forum. Ini pertanda baik bahwa Indonesia semakin bersiap menyongsong MEA.

Namun, Mari menyebut untuk mencapai destinasi wisata, turis seringkali dihadapkan pada infrastruktur yang kurang memadai. "Kita butuh konektivitas bandara, pelabuhan, dan jalur darat agar potensi pariwisata bisa maksimal," ujarnya.

Ditemui di tempat yang sama, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengakui bahwa infrastruktur di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan sudah siap untuk menghadapi MEA.

Meski demikian, Bambang sepakat bahwa Indonesia butuh penguatan konektivitas domestik. Tak hanya fokus pada pembangunan fasilitas transportasi, Bambang mengaku juga memprioritaskan penyatuan format ultimoda, yang mencakup transportasi darat, laut, udara.
 
Wamenhub mengaku serius menyiapkan program pembangunan infrastruktur semisal Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dan berjanji akan menyelesaikan secepat mungkin. "Soal 4 pelabuhan utama, Jakarta, Belawan, Tanjung Perak, dan Makassar akan selesai tahun ini," ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×