kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Infrastruktur lambat, jualan alat berat lesu


Kamis, 07 Mei 2015 / 10:54 WIB
Infrastruktur lambat, jualan alat berat lesu
ILUSTRASI. Promo Superindo Hari Ini Periode 24-26 November 2023.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penjualan alat berat sepanjang kuartal I-2015 ternyata meleset jauh dari harapan. Dua perusahaan yang terjun di bisnis alat berat ini melaporkan terjadinya penurunan penjualan.

Semula, beberapa distributor alat berat percaya, penjualan alat berat akan menggembirakan tahun ini ketimbang tahun lalu. Ada proyeksi semula, ada potensi kenaikan permintaan alat berat untuk proyek konstruksi dan infrastruktur bakal melonjak karena saat ini digembar-gemborkan bakal berlimpah proyek infrastruktur pemerintah.

Kenyataanya proyeksi itu meleset. Sampai Maret 2015, penjualan alat berat untuk konstruksi minim. Maklum proyek infrastruktur pemerintah masih jalan di tempat, sehingga pesanan alat berat konstruksi tetap lesu.

Tengok saja angka penjualan alat berat PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors) pada tiga bulan pertama 2015 yang mengalami penurunan sekitar  25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Kami hanya menjual 50 unit alat berat," kata Fahruddin, Marketing Communication Manager PT GM Tractors kepada KONTAN, Rabu (6/5).

Melihat kondisi penjualan ini, pihak GM Tractors berencana menurunkan target penjualan. Ada kemungkinan GM Tractors menurunkan target penjualan yang semula 700 unit per tahun menjadi hanya 500 unit. " Kami masih mempertimbangkan revisi target,” jelas Fahruddin.

Menurut dia manajemen akan merevisi target jika penjualan alat berat GM Tractors semakin terpuruk kuartal ini. Agar penjualan tak turun, Fahruddin berharap proyek infrastruktur segera direalisasikan biar menjadi stimulan penjualan alat berat.

GM Tractors saat ini mengandalkan penjualan alat berat  yang menyasar segmen bidang konstruksi dan infrastruktur. Adapun penjualan alat berat  yang menyasar pasar pertambangan tidak lagi dijalani oleh GM Tractors terhitung sejak tahun 2014 lalu.

Fahruddin bilang, penghentian penjualan alat berat untuk tambang dilakukan karena penjualannya yang terus turun. "Penjualannya tidak bagus, jadi kami fokus menjual alat berat untuk konstruksi jalan saja," terangnya.

Selain GM Tractor, penurunan penjualan alat berat juga menerpa PT United Tractors Tbk (UNTR). Sepanjang periode Januari-Maret 2015, UNTR hanya menjual alat berat 763 unit atau turun 37% dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun 2014. "Semula kami berharap ada kenaikan penjualan alat berat sektor konstruksi, namun ternyata itu tak terjadi," kata Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR.

Artinya, sampai Maret 2015, kebanyakan alat berat yang dijual UNTR berasal dari alat berat untuk sektor tambang. "Komposisi penjualan alat berat untuk tambang sekitar 33%, lebih besar dibandingkan dengan alat berat untuk jenis lain," jelas Sara.

Sara menjelaskan, walaupun ada potensi kenaikan penjualan alat berat untuk konstruksi dan infrastruktur, namun penjualan alat berat untuk tambang masih menjadi tulang punggung UNTR.

Jika alat berat tambang berkontribusi 33%, maka penjualan alat berat dari sektor konstruksi menyumbang 30%. Adapun 25% sisanya berasal dari penjualan alat berat untuk kehutanan dan 12% alat berat untuk perkebunan.

Untuk proyeksi penjualan kuartal II tahun ini, Sara belum bisa memprediksikannya. Sebab, pada April 2015 lalu, pihaknya belum merasakan adanya kenaikan penjualan secara signifikan.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×