Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Meski permintaan karet mengkerut terimbas ekonomi global yang lemah, PT Inhutani III terus melakukan investasi di bidang kebun karet. Dalam jangka panjang, perusahaan kehutanan plat merah ini menargetkan lahan karet hutan tanaman industri (HTI) karet seluas 20.000 hektare (ha). Saat ini luasan lahan HTI milik Inhutani III mencapai 170.000 ha.
"Ini kan investasi jangka panjang, harga karet mungkin akan membaik. Selain itu karet juga tidak ada penggantinya," ujar Direktur Utama Inhutani III, Bambang Widyantoro, Minggu (25/8).
Tahun lalu, luas areal HTI karet Inhutani III baru 2.000 ha. Tahun ini, Inhutani berencana menambah areal seluas 1.000 ha, sehingga, target penanaman HTI karet akhir tahun akan mencapai 3.000 ha. Penanaman HTI karet dilakukan di areal lahan milik HTI yang di wilayah Jalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Untuk penanaman HTI karet ini, Inhutani sudah merogoh koceknya hingga Rp 110 miliar. "Biaya investasi HTI karet per hektarenya mencapai Rp 55 juta," kata Bambang. Berdasarkan itungan ini, Inhutani III harus menyediakan dana investasi Rp 1,1 triliun untuk 20.000 ha HTI karet tersebut.
Saat ini, produksi karet Inhutani III untuk setiap hektare 20 ton per bulan atau 40.000 ton per bulan untuk lahan 2.000 ha tersebut.
Niatan Inhutani III untuk fokus di bidang karet cukup serius. Selain mematok target yang fantastis, Inhutani III juga berencana membangun pabrik pengolahan karet.
Meski belum dalam waktu dekat, Bambang bilang kapasitas pabrik pengolahan karet tersebut mencapai 30.000 ton per tahun. Perkiraan nilai investasi mencapai US$ 30 juta. "Mungkin nanti baru tahun 2017," kata Bambang.
Dengan HTI karet, Bambang mengharapkan kinerja keungan Inhutani III sakan semakin membaik. Perusahaan yang sempat menderita rugi Rp 58 juta pada 2011, bisa meraup laba lebih tinggi dari 2012. Pada 2012, realisasi laba Inhutani III mencapai Rp 40 miliar. Tahun ini, Inhutani mengincar target pendapatan Rp 90 miliar. "Sampai kuartal pertama baru dipenuhi sekitar 40%," kata Bambang.
Saat ini, Inhutani III sedang merintis kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk memasok bahan baku pembuatan karbon (carbonzation) yaitu pengolahan kayu dan cangkang sawit untuk bahan bakar energi baru dan terbarukan. Sayang, Bambang masih merahasiakan nama perusahaan Jepang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News