Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan tiga program dalam pengembangan industri otomotif secara simultan.
Berdasarkan rilis yang diterima KONTAN, Jum'at (15/11), Kemenperin mencatat tiga program tersebut yaitu pertama Kendaraan angkutan umum murah, kedua Program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan dalam negeri, dan ketiga Program Pengembangan Low Carbon Emission.
Untuk program kendaraan angkutan umum atau angkutan pedesaan dicanangkan sejak tahun 2010 melalui PERPRES No. 15 tahun 2010 yaitu pada Klaster IV Program Pro Rakyat.
Dalam program kendaraan angkutan murah tersebut Kementerian Perindustrian bersama BPP Teknologi mendesain prototipe platform dan komponennya.
Hingga saat ini, program tersebut masih berjalan berupa bantuan peralatan dan uji coba untuk pengembangan beberapa merek lokal antara lain Tawon, Gea, dan VIAR.
Diperlukan pelaku usaha yang tangguh dan sumber daya manusia (SDM) yang andal agar dapat mentransfer desain dan pengetahuan (know how) produk ini menjadi produk mobil komersial.
Kemudian langkah yang diperlukan adalah tumbuhnya industri komponen otomotif dan bahan baku baja, plastik, dan karet, serta dukungan finansial lembaga keuangan agar komersialisasi mobil angkutan umum murah ini dapat terwujud.
Fasilitas PPnBM 0% yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.41 tahun 2013 berlaku untuk seluruh kendaraan selain sedan atau station wagon sehingga PP ini dapat dipakai untuk mendukung program kendaraan angkutan umum murah pedesaan.
LCGC untuk hadapi FTA ASEAN
Sedangkan untuk program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan dalam negeri atau disebut Low Cost and Green Car (LCGC) ditujukan untuk mampu bersaing dengan industri otomotif saat free trade area Asean (FTA ASEAN) dan Asia Timur.
Program ini dimulai sejak 4 tahun yang lalu dengan mengadakan pendekatan kepada investor, pemilik hak cipta merek (Principal), lembaga riset (R&D), industri komponen, regulator, dan lain-lain.
Program ini telah membuahkan hasil dengan masuknya investasi baru pada 5 (lima) industri mobil dan sekitar 100 industri komponen otomotif, serta industri bahan baku baja dan plastik.
Industri komponen yang terbentuk akan dapat menunjang program lain yang simultan sedang dijalankan antara lain: Program Angkutan Umum Murah (angkutan pedesaan), program manufaktur mobil dengan merek orisinal domestik, dan lain-lain.
Sedangkan untuk program pengembangan low carbon emission. Program ini ditujukan untuk mobil buatan dalam negeri untuk semua kapasitas mesin Internal Combustion Engine (ICE) termasuk di dalamnya yang mengadopsi teknologi hybrid, converter kit BBG, dan lain-lain. Program ini untuk mendorong produksi mobil yang hemat BBM dan lebih bersih emisi gas buang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News