Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Pembangunan proyek FPSA membutuhkan waktu 32 bulan hingga 36 bulan sehingga diharapkan pada 2025 sudah bisa beroperasi. Adapun masa konsesi selama 30 tahun.
Baca Juga: Jual 25% Saham OASA, Bobby Gafur Umar Sudah Balik Modal Plus Masih Pegang 50% Saham
Bobby memaparkan, proyek lainnya akan dijalankan oleh OASA ialah melalui PT Telesys Indonesia yang sebelumnya mengerjakan konstruksi telekomunikasi kini akan menjalankan kegiatan usaha di bidang energi hijau, biomassa (co-firing) dan bio chemicals.
“Jadi kita dalam masa pembangunan ada pendapatan dari kontrak-kontrak Telesys Indonesia yang menyumbang pendapatan bagi OASA,” terangnya.
Di bidang perdagangan, Telesys Indonesia akan melakukan perdagangan produk kimia antara lain produk Bio Propylene-Glycol (Bio PG).
Melansir laporan Manajemen OASA di keterbukaan informasi, saat ini permintaan Bio PG di dunia meningkat seiring dengan keinginan Negara-negara maju seperti Jerman, Prancis, Jepang dan Amerika Serikat menggunakan renewable bio based chemicals yang lebih ramah lingkungan khususnya menurunkan emisi gas rumah kaca.
Telesys Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Dian Kimia Putera (DKP) tentang kerja sama untuk mendistribusikan Bio PG di Indonesia, dimana PT DKP telah memiliki pengalaman pemasaran produk PG selama lebih dari 20 tahun.
Telesys juga telah menandatangani perjanjian Sale Contract dengan Polski Koncern Naftowy Orlen S.A. untuk pembelian MPG I technical.
Tidak hanya itu, Telesys Indonesia juga berencana untuk mengembangkan bisnis wood pellet di pulau Bangka bekerja sama dengan Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo).
Produksi wood pellet tersebut direncanakan dapat mencapai 120 ribu ton per tahun dimana sebagian besar produk tersebut akan di ekspor ke luar negeri.
Baca Juga: Protech (OASA) Ubah Fokus ke Industri EBT dan Menunjuk Cinta Laura Sebagai Komisaris
Sejauh ini, Telesys Indonesia telah menyelesaikan Studi Kelayakan Internal bersama dengan Kopetindo sehubungan dengan persiapan pengembangan bisnis Wood Pellet.
Selain itu, saat ini sedang dijajaki perluasan pengembangan bisnis dengan Kopetindo di dalam menyediakan Wood Chip yang rencananya akan di-supply kepada PT PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News