kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara KKP tingkatkan potensi laut pesisir


Rabu, 19 Desember 2018 / 20:42 WIB
Ini cara KKP tingkatkan potensi laut pesisir
ILUSTRASI. Ikan tangkapan nelayan


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah pesisir dinilai merupakan kawasan potensial pemasok ikan, di mana sebagian warganya mencari nafkah dengan berprofesi sebagai nelayan. Hal ini juga dinilai penting untuk menjaga kelestarian hayati dengan salah satu caranya adalah menerapkan hukum adat.

“Harusnya ketika mereka menjaga lautnya tetap sehat dan memiliki ikan yang banyak, ini karena kebersihannya, jadwal mereka melaut juga diatur, di Indonesia bagian timur terutama kebiasaan mereka mengistirahatkan laut itu masih tinggi,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (19/12).

Brahmantya menambahkan bahwa selain dengan mengistirahatkan laut untuk berkembang. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengembangkan sarana dan prasarana pendukung di wilayah pesisir.

Adapun sarana dan prasarana yang perlu dibangun saat ini sangat kompleks mulai dari pembangkit tenaga listrik, teknologi cold storage, dan dermaga apung.

“Transportasi itu masalah yang sekarang kita hadapi, jangankan ikan, minyak saja susah. Jadi itu konsern kita,” ungkapnya.

Hanya saja masalah transportasi ini terhalang oleh lokasi-lokasi yang tidak semua lokasi dapat dijadikan pelabuhan. Namun KKP terus berupaya agar setiap kawasan mampu memiliki konektivitas untuk mempermudah jalur distribusi.

“Karena enggak semua lokasi bisa dijadikan pelabuhan, dan enggak semua pulau ada bandaranya. Tapi minimal kalau ada kabupaten yang memiliki tanah cukup, kita juga bisa dorong ke menteri perhubungan apakah mereka harus dibuatkan landasan untuk pesawat kecil, ataukah pelabuhan,” jelasnya.

Selain masalah konektivitas transportasi, ada juga masalah penyimpanan ikan dan kecukupan pembangkit tenaga listrik. Ia menjelaskan jika nelayan mendapatkan tangkapan ikan yang banyak, maka akan dikemanakan ikan-ikan tersebut agar kondisinya bisa awet.

“Lalu, ketika ikannya ditarik dan sedikit yang membeli, kan busuk juga kalau enggak ada fasilitas cold storage. Lalu yang menjadi masalah berapa jumlah potensi listrik di kawasan itu, jangan saat cold storage-nya dinyalakan, listrik seluruh desa mati,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×